Mengatasi Anak yang Keasyikan Bermain

 
Mengatasi Anak yang Keasyikan Bermain

Assalamu’alaikum wr wb

Anak kami laki-laki baru berusia sekitar 8 tahun. Kebiasaannya tiap hari selalu main ke luar rumah. Entah main bola, main layangan, sepedaan atau sekedar bercanda sama teman-temannya. Cuma, anak kami sering kelewatan waktu bermainnya. Lebih tepatnya tidak kenal waktu buat bermain. Kadang habis subuh sudah asyik main sendiri di luar rumah, kadang siang hari pas dzuhur, kadang magrib masih bermain di luar bahkan sering juga sampai larut malam masih main. Malah kadang ikut nongkrong sama Bapak-bapak di pos ronda sampai malam. Kami kesulitan mengaturnya, karena anak kami akan marah kalau dilarang. Akhirnya kami biarkan saja dia begitu. Apakah sikap kami salah? Kalau iya, bagaimana yang harus kami lakukan? Terima kasih Pak.

 

Bapaknya anak-anak di Bogor

Wassalamu’alaikum wr wb

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih Pak atas sharingnya dengan kami di sini. Saya salut dengan Bapak, karena pertanyaan Bapak kepada kami menunjukkan perhatian yang besar kepada ananda. Terlepas ananda memiliki masalah yang seperti itu. Hal ini bagus karena seorang ayah tentu akan dijadikan contoh bagi anak-anaknya.

Terkait kondisi ananda yang seperti itu, dari cerita sekilas Bapak di atas menunjukkan kalau ananda terkesan bebas dan tanpa aturan khususnya dalam bermain. Hal ini tentunya bisa menjadi masalah tersendiri di saat ananda dewasa kelak. Karena semua sendi kehidupan yang kelak ananda jalani, selalu memiliki aturan. Namun demikian, tentu ada solusi untuk tiap permasalahan. Berikut ini beberapa tips yang bisa dicoba:

Pertama, ajak komunikasi. Ananda sudah cukup besar untuk bisa diajak berkomunikasi. Poin pembicaraan di sini sebenarnya untuk menjajagi sejauh mana ananda memahami tentang dampak positif dan negatif dari pola bermainnya selama ini yang terkesan bebas. Pemahaman ananda terhadap hal ini akan berdampak pada cara yang kita terapkan nantinya. Bisa saja ananda tidak mengetahui tentang hal itu sehingga ananda merasa baik-baik saja.

Kedua, berikan aturan yang jelas dan bertahap. Bicarakan dengan ananda tentang aturan ini termasuk hadiah dan konsekuensinya. Aturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak lebih baik dibicarakan bersama. Orang tua tidak perlu melarang anak untuk bermain, yang kita coba atur adalah tentang waktu bermainnya. Misalnya anak boleh bermain sepulang sekolah atau setelah ashar sampai menjelang magrib.  Jika anak patuh diberi hadiah, dan jika melanggar diberi konsekuensi, misalnya dikurangi jatah uang sakunya. Bikinlah aturan secara bertahap, jangan sekaligus. Untuk saat ini fokus ke aturan waktu bermain saja dulu, adapun kegiatan lainnya seperti aturan belajar dan sebagainya nanti saja secara bertahap. Hal ini biar anak tidak terlalu merasa dikekang.

Ketiga, jika memungkinkan, temani saat ananda bermain. Jika ini bisa dilakukan, akan baik efeknya buat ananda. Selain ada ikatan psikologis yang lebih dekat, keberadaan orang tua juga bisa mengontrol waktu bermain ananda.

Keempat, beri contoh dari orang tua. Maksudnya bukan memberi contoh untuk bermain, tetapi memberi contoh  melakukan aktivitas yang bermanfaat di jam-jam biasa ananda bermain. Misalnya setelah subuh, ananda biasa bermain di luar, orang tua bisa memberi contoh dengan membaca Quran. Atau setelah magrib, orang tua bisa memberi contoh dengan mengajari ananda atau saudaranya mengaji. Atau orang tua memberi contoh dengan mengurangi waktu begadang sehingga ananda tidak ikutan begadang. Ananda akan melihat contoh apa yang dilakukan orang tuanya.

Kelima, bersabar dan mendoakan. Kunci mendidik anak salah satunya memang bersabar. Untuk yang satu ini memang tidak mudah untuk dilakukan, tapi bisa diusahakan jika ada kemauan kuat dari kita. Anak memang biasanya menguji kesabaran orang tua. Dan anak biasanya akan mudah diarahkan jika orang tuanya bersabar. Tidak kalah penting, doakan khusus buat ananda biar Allah bukakan hatinya agar mudah diarahkan orang tuanya.

Mungkin itu sedikit yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam hormat

Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M.Psi.Psi
(Dosen Universitas Gunadarma - innozzi@yahoo.com)