Upaya Setan Merobek Iman Seorang Muslim

LADUNI.ID, Jakarta - Disebutkan dalam suatu hadits: ketika seseorang sedang dicabut ruhnya, maka datanglah setan, lalu duduk di dekat kepala orang itu, sera berkata: “Tinggalkan agama ini, katakan bahwa Tuhan itu ada dua, sehingga kamu selamat dari kesakitan”. Jika terjadi peristiwa seperti ini merupakan bahaya yang sangat mengerikan dan menakutkan. Karena itu, hendaknya kalian selalu menangis dan merendahkan diri pada Allah dengan memperbanyak ibadah dan berdzikir kepada-Nya, agar selamat dari siksaan Allah.
Abu Hanifah pernah ditanya: “Apa yang dikhawatirkan bisa melepas keimanan?”. Abu Hanifah menjawab: “Meninggalkan rasa syukur atas diberinya iman, tidak ada rasa takut (pada Allah) di akhir umurnya, serta suka menganiaya seseorang. Kebanyakan seseorang yang kedapatan tiga perkara ini dalam hatinya ia keluar dari dunia dalam keadaan kafir, kecuali orang mendapat hidayah.”
Dikatakan bahwa yang paling pedih siksaan seseorang menjelang ajalnya adalah dalam keadaan haus dengan hati terbakar. Pada waktu itu, setan mendapat kesempatan untuk melepas keimanannya. Setan datang di dekat kepalanya dengan membawa semangkuk air kental kemudian setan menggerak-gerakkan mangkuk tersebut di hadapan orang mukmin tadi.
Orang mukmin itu berkata: “Berilah aku air”. Ia tidak mengetahui bahwa yang membawa mengkuk adalah setan. Setan kemudian berkata: “Katakan, bahwa tidak ada yang menciptakan alam ini. Setelah itu, aku akan berikan air ini kepadamu.” Jika orang itu dalam keberuntungan maka ia tidak akan menjawab sedikit pun dari permintaan setan yang menyesatkan.
Setan datang lagi dari arah kedua telapak kakinya dengan menggerak-gerakkan mangkuk yang berisi air. Orang mukmin itu berkata: “Berilah aku air”. Setan menjawab: “Katakan dahulu, bahwa Rasul itu pembohong. Setelah itu, air ini akan aku berikan padamu.” Barang siapa yang celaka, ia akan menjawab perintah sesat tersebut, karena tidak sabar atas kehausannya. Akhirnya keluarlah ia dari dunia ini dalam keadaan kafir. Na’udzubillahi min dzalik.
Sebaliknya barang siapa yang beruntung ia akan mengembalikan ucapan setan tersebut, karena dirinya mengetahui siapa yang mengajak kekufuran dan kesesatan di saat ajalnya akan tiba, tidak lain adalah setan.
Sebagaimana kisah Abu Zkariyah. Disebutkan bahwa Abu Zakariyah adalah seorang zuhud, tatkala ia mendkati ajalnya, datanglah beberap temannya. Pada waktu itu, ia dalam keadaan sakaratul maut, kemudian temanya mengajarkan kalimat thoyyibah, yaitu lafadz:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ ٱللَّٰهِ
Maka ia memalingkan wajahnya dari teman-temannya, Abu Zakariyah tidak mengucapkan kalimat itu sedikit pun. Temannya lantas menuntun dirinya mengucapkan kalimat thoyyibah untuk yang kedua kalinya. Ia tetap memalingkan wajanya. Pada waktu temannya mengucapkan kepadanya untuk yang ketiga kalinya, ia berkata: “Aku tidak akan mengucapkan.”
Melihat kenyataan ini teman-teman Abu Zakariyah jadi bingung. Ketika Abu Zakariyah sudah sadar dari komanya setelah mengalami sakaratul maut, ia pun membuka matanya seraya berkata kepada teman-temannya: “Apakah kalian telah mengatakan sesuatu padaku?”. Mereka menjawab: “Ya, kami telah menuntunmu untuk mengucapkan kalimat syahadat tiga kali, dan engkau berpaling dua kali, yang ketiga kalinya engkau mengatakan: ‘Aku tidak akan mengucapkan’.”
Abu Zakariyah lantas berkata: “Iblis datang kepadaku dengan membawa semangku air, ia berdiri di sisi kananku dengan menggerak-gerakkan mangkuknya, dengan berkata: ‘Apakah kamu membutuhkan air? Jika kamu membutuhkan air maka katakan Isa adalah anak Allah’. Aku lantas berpaling ke arah kiri, iblis itu pun mengikutiku, ia berdiri di sebalah kiriku dan berkata seperti yang pertama. Untuk yang ketiga kalinya ia berkata, ‘Katakanlah tidak ada Tuhan.’ Aku langsung menjawab: ‘Tidak, aku tidak akan mengucapkan.’ Setelah itu, iblis membanting mangkuknya ke tanah dan mundur dengan berlari. Aku ini menolak iblis, tidak meolak kalian. ‘Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.’”
- Baca juga: Iblis Itu Sangat Alim, Sebuah Renungan
Manshur bin Ammar berkata: “Apabila telah dekat kematian seorang hamba, maka dirinya dibagi menjadi lima bagian, yaitu: 1) Hartanya untuk ahli waris, 2) Ruhnya untuk malaikat maut, 3) Dagingnya untuk makanan ulat, tulangnya untuk tanah, 4) Kebaikannya untuk musuhnya, 5) Setan untuk mencopot imannya.”
Ia berkata lagi: “Kalau ahli waris menghilangkan hartanya diizinkan. Malaiakat maut menghilangkan nyawany diizinkan. Ulat memakan dagingnya diizinkan. Semoga iman tidak hilang ketika mati, sebab hilangnya iman berarti berpisah dari agama Tauhid. Sedangkan pisahnya ruh dari jasad tidak berarti ia berpisah degan Tuhannya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang terjadi setelah ia berpisah dengan ruhnya, kecuali Allah. Maka celakalah dia jika imannya sampai lepas di saat ruhnya berpisah dari jasadnya.”
Sumber: Haqiqi Alif. 100 Berita dari Kubur. Jombang: Lintas Media, tanpa tahun.
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...