Khutbah Jum’at: Muhasabah Diri di Tahun Baru Masehi 2021

 
Khutbah Jum’at: Muhasabah Diri di Tahun Baru Masehi 2021

Khutbah Pertama

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ

فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ، وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Mengawali khutbah ini, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada kita semua jama’ah shalat jum’at untuk senantiasa berupaya meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan perintah Allah SWT dengan segenap keteguhan hati dan kemantapan jiwa, dan menjauhkan diri dari seluruh yang dilarang Allah SWT dengan penuh ketabahan dan kesabaran.             

Jama’ah Shalat Jum’at Yang Dirahmati Allah SWT

Beberapa hari lalu kita telah melalui pergantian tahun baru Masehi 2021. Alangkah baiknya pada momentum ini kita ber-muhasabah, evaluasi diri dalam memperbaiki iman dan islam kita. Karena perputaran waktu tidak dapat kita kehendaki sesuai keinginan kita melainkan sudah menjadi takdir yang pasti atas kehendak Allah SWT. Sebab, cepat atau lambat amal kita yang lakukan dalam kehidupan di dunia akan di hisab pada hari yang ditentukan, yakni hari pembalasan.

Baca juga: Penjelasan Gus Baha tentang Orang yang Meninggal Selain di Hari Jumat

Muhasabah, atau dalam bahasa lain evaluasi merupakan sebuah perenungan diri untuk menghitung apa yang telah kita lakukan. Segala hal apa yang dilakukan manusia di dunia ini pada hakikatnya akan dimintai pertanggungjawaban. Setiap bagian dari tubuh kita kelak pada hari kiamat akan berbicara mengenai apa saja yang telah dilakukannya selama di dunia ini. apakah tubuh ini kita digunakan untuk taat pada apa-apa yang Allah perintahkah? Atau malah sebaliknya.

Sebab, pada hari itu amal perbuatan yang kita lakukan ini akan mendapat persaksian dari tubuh kita. Mulut dikunci, tak akan ada suara, seluruh tubuh kita berbicara. Hal ini sebagaimana di ingatkan, dalam Al-Qur'an Allah SW berfirman dalam surat Yaasiin ayat 65:

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”(QS. Yaasiin [36]:65)

Berangkat dari peringatan tersebut, manusia dianjurkan untuk merenung, mengintrospeksi, mawas diri  dan kemudian melakukan perbaikan dan meningkatkan ketakwaan serta mengamalkan perilaku yang terpuji yang di ridloi Allah SWT dengan semaksimal mungkin.

Baca juga: Di Malam Jumat: Baca Surat Yasin Atau Al-Kahfi?

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Dalam hal Muhasabah dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi:

يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ  إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Hasyr [59]:18).

Demikian pula, Rasulullah SAW turut mengingatkan kita agar senantiasa bermuhasabah terhadap apa yang telah kita lakukan selama hidup ini. Imam Al Ghazali dalam kita Ihya Ulumuddin pun berkata:

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia semestinya meninggalkan catatan wasiat pada setiap harinya, maka kewajiban juga melalukan pengiraan terhadap perilaku mereka, tidak ada bedanya dengan pedagang yang mengira untung-rugi pada tiap tahun,bulan bahkan setiap hari.”

Baca juga: Doa dan Dzikir yang Dianjurkan Dibaca Hari Jumat

Selain itu, orang yang sering melakukan muhasabah merupakan orang yang cerdas dalam manjalani hidup ini. Rasulullah SAW pernah bersabda:

 عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

“Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, ‘Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.' (HR Tirmidzi. Ia berkata, “Ini hadits hasan”)

Begitu pula Sayyidina Umar bin Khattab pernah bertutur:

 حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَتَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِى الدُّنْيَا

“Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”

Bahagialah orang yang sibuk memperhatikan diri sendiri dengan mempertimbangkan pastinya balasan atas amal perbuatan yang ia lakukan didunia.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Muhasabah adalah merupakan salah satu sifat dan karakter seorang muslim yang bertaqwa. Sebab dari dengan ber-muhasabah diri akan lebih mendekatkan diri ini, mengingat baik dan buruknya diri. Dengan muhasabah kita juga akan selalu meminta pengampunan taubat. Maka dari itu sebagai seorang muslim tentu sebaiknya kita sering-sering bermuhasabah dan bertaubat untuk mendapatkan keridlo-an Allah SWT.

Baca juga: Bagaimana Hukumnya Bila Tertinggal Shalat Jumat? Ini Penjelasan Gus Mus

Dari penjelasan tersebut bisa kita petik dengan ber-muhasabah, merenung membenahi diri.  Membuka mata kita tentang aib kita, kekurangan kita, kemudian memperbaiki perilaku kita dari pelaku yang tercela menuju perilaku yang terpuji yang diridloi Allah SWT.

Disisi lain, bersegeralah bertaubat meminta ampunan setelah kita mengetahui melakukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan, dengan harapan kita dijadikan hamba yang bertakwa. Sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

 وَسَارِعُوْا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْض اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْن

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali-Imran [3]:133)

Demikianlah khutbah singkat ini, semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang senantiasa ber-muhasabah dengan berharap mendapatkan keridlo-an Allah SWT.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ

 

 

__________________________
Oleh: Syarifudin Cakhyono
(Sekretaris PCNU Jakarta Timur)