Makna Ibadah Dalam Pandangan Quraish Shihab dan Habib Husein Ja'far

 
Makna Ibadah Dalam Pandangan Quraish Shihab dan Habib Husein Ja'far
Sumber Gambar: Foto (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Kendati Ramadhan 1442 H kita masih berada dalam keadaan pandemi Covid 19 namun sebaiknya, kita tetap mengoptimalkan beribadah di bulan puasa. Karena di bulan yang penuh berkah ini segala bentuk amaliyah dilipatgandakan oleh Allah SWT maka kita harus optimal dalam menjalani ibadah.

Dalam pandangan Prof Dr. Muhammad Quraish Shihab, makna ibadah berasal dari tiga huruf hijaiyah, yaitu Ain, Ba dan Dal. “Tiga huruf itu bisa berarti hamba sahaya  bisa berarti juga tumbuhan yang beraroma harum, dan bisa untuk menggambarkan alat dari ketiga makna ini . Apabila dikaitkan dengan ibadah adalah ketundukan yang mencapai puncaknya disertai dengan penghormatan dan kecintaan kepada siapa yang terhadapnya kita beribadah karena didasari oleh keyakinan bahwa semua kepentingan, kemaslahatan, kita berhubungan atau ditentukan oleh siapa yang beribadah kepanya dan Tuhan yang kita beribadah kepadanya itu tidak terjangkau oleh kita betapa besar kekuasanya,” terang Quraish Shihab, dalam tayangan Youtube Najwa Shihab yang bertajuk; 'Mengoptimalkan Ibadah Ramadan Bersama Habib Husein Ja’far Al-Hadar', Jum'at, 16 April 2021.

Baca Juga: Makna Filosofi Pacul Menurut Sunan Kalijaga

Ia melanjutkan seorang yang beribadah tidak boleh menganggap apa yang berada dalam genggaman tangannya sebagai miliknya karena itu semua milik Tuhan. "Sejatinya hamba sahaya itu patuh sehingga dia tidak melakukan sesuatu kegiatan yang tidak di restui seperti menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala larangan Allah SWT. Dan tidak menetapkan sesuatu untuk dilakukanya kecuali jika dikehendaki Tuhan maka ada kata InsyaAllah, itulah ibadah," kata Quraish Shihab.

Sementara itu, menurut Habib Husein Ja’far Al -Hadar, kecenderungan masyarakat kita melihat ibadah itu adalah ibadah-ibadah yang mahdoh yang aturannya sudah ditetapkan oleh Allah SWT. "Kalo ibadah yang ghoiru mahdoh itu seolah-olah tidak dianggap sebagai ibadah. Misalnya seorang yang memilih diam ketika di provokasi itu adalah ibadah dan seorang yang tersenyum itu kata nabi adalah ibadah bahkan seorang yang merelakan waktu ketika ia meminjamkan uang kepada saudaranya kemudian ditempo waktu yang telah ditentukan kemudian dia tidak mampu membayar kita relakan waktu misalnya ditambahkan satu hari atau seminggu dengan ikhlas maka itu dihitung sebagai sedekah di sisi Allah SWT," ujar Habib Husein.

Baca Juga: Renungan Kaum Sufi: Ibadah Itu Melayani Manusia

Ia melanjutkan, bahwa segala hal yang kita persembahkan oleh Allah atas dasar ketundukan maka itu bernilai ibadah selama tidak ada laranganya itulah yang disebut dengan ibadah ghoiru mahdoh. "Intinya ibadah itu bukan hanya ritual tapi juga ibadah sosial sesama manusia dan ujungnya semua itu dilandaskan kepada ibadah yang sifatnya spiritual yaitu menghadirkan hati dalam dalam ibadah kita. Tanpa kehadiran hati dalam ibadah kita, apapun bentuk ibadahnya maka tidak akan sempurna sebagai satu persembahan kepada Allah SWT dengan ikhlas hanya untuk Allah bukan untuk orang lain," terang Habib Husein. 

Lalu Quraish Shihab menjelaskan bahwa beribadah harus dilandasi dengan keikhlasan. Yaitu melakukan sesuatu demi dan karena Allah atau melakunya demi dan untuk yang lain. Ia memberi contoh, ketika bersedekah dengan iklhas, tulis diamplop nama itu, dapat pahala atau tidak, tujuan menulis nama saya supaya terjalin hubungan yang harmonis antara saya dengan si penerima. "Karena tujuan ini dibenarkan sama halnya di dalam Al Quran beribadalah, bertaqwalah, supaya dapat surga jadi tidak semerta merta kalau ikhlas itu yang tahu hanya Allah SWT," sambung Quraish Shihab.

Ia lalu mengutip arti dari Surah Al Baqarah ayat 271 yang dinyatakan bahwa; “Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Baca Juga: Hukum Gunakan Obat Pencegah Haid untuk Beribadah Menurut Prof. Habib Quraish Shihab

Menurut Quraish Shihab, bahwa dalam menjalani ibadah selama bulan Ramadhan ini harus lebih baik dari sebelumnya. "Biasanya diawal Ramadhan rajin dan menurun dari hari ke hari hingga akhir Ramadhan. Dalam mencapai mencapai tujuan mengoptimalkan ibadah bulan Ramadhan sebagai mana terdapat pesan; 'bersainglah dengan diri sendiri tidak usah bersaing dengan orang lain karena bisa jadi dia terlalu tinggi dalam kebaikanya.' Artinya kita bersaing dengan diri kita sendiri dalam hari ini saya melakukan ini besok saya harus lebih baik dari hari ini sehingga pada akhirnya kita mencapai yang optimal sesuai dengan kesanggupan kita," pungkas Quraish Shihab. (Latif)