Update Konflik Israel-Palestina

 
Update Konflik Israel-Palestina
Sumber Gambar: Foto (Ist)

Laduni.ID, Jakarta - Sampai 18 Mei, duel senjata Hamas - Tentara Israel masih berlanjut.  Hamas sudah menembakkan sekitar 3000 rudal,sedang Israel tidak mengendorkan serangan udara dan darat. Sasaran serangan utamanya untuk hancurkan terowongan bawah tanah Hamas. Lebih 300 orang meninggal di Gaza dan persediaan makan dan air semakin mengenaskan. Opini dunia termasuk  lembaga HAM Internasional mengutuk aksi militer Israel yang dianggap sebagai kejahatan kemanusiaan. Media semakin keras mengkritisi sikap Israel terutama setelah merobohkan gedung pusat Aljazira di Gaza.

Di tepi Barat Sungai Yordan termasuk ibukota Otoritas Palestina Ramallah dan bahkan penduduk Palestina yang tinggal diwilayah Israel misalnya Jaffa dan Hebron melancarkan aksi solidaritas  berupa aksi pemogokan dan unjuk rasa di jalan jalan raya. Bentrok antara orang Yahudi dan Palestina mulai terjadi di wilayah yang berada di kekuasaan Palestina.

Tekanan internasional agar Israel dan Hamas menghentikan perang semakin besar misalnya Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Uni Eropa dan sejumlah negara termasuk ASEAN. Mesir mencoba merintis pendekatan kepada kedua pihak. Presiden Joe Biden juga menyerukan agar kedua belah pihak menghentikan serangan, namun AS tetap menolak berdialog dengan Hamas yang dianggap teroris.

What’s Next ?

Sampai tanggal 18 Mei, Selasa pukul 22.00, Israel belum mampu membungkam serangan rudal Hamas dan terowongan rahasia penyimpanan rudal. Konon Israel akan memperoleh sistem pertahanan rudal yang lebih canggih dari AS. Pada sisi lain, Israel menghadapi front baru, perlawanan sipil warga Palestina di Tepi Barat Sungai Yordan dan mengakibatkan konflik warga Yahudi dan Palestina di beberapa kota. Suatu faktor lain yang tidak bisa diabaikan.

Di Gaza korban penduduk sipil dan anak anak semakin meningkat. Mesir mulai memberikan bantuan medis khususnya mengevakuasi warga Gaza yang terluka untuk dibawa ke rumah rumah sakit di Sinai. Langkah Mesir ini bisa dianggap sebagai bagian inisiatif mulai meredakan ketegangan dengan mengambil hati Hamas. Mesir berkepentingan pola penyelesaian konflik pola Camp David agreement tidak runtuh, karena itu berdampak luas secara regional. Dalam hal ini, Mesir mempunyai leverage terhadap Hamas karena ujung terowongan berada diperbatasan Gaza dengan Sinai. Amerika dan Israel mungkin akan mengandalkan Mesir sebagai penengah. 

Iran berpotensi mempengaruhi situasi konflik karena mengendalikan Hizbullah di Libanon Selatan. Rudal Hizbullah dapat menjangkau Israel Utara khususnya Haifa, kota kedua terbesar. Tetapi Iran akan menghitung secara cermat untung - ruginya, karena berkepentingan agar AS mencabut embargo ekonomi.  Sebaliknya bagi Israel keberadaan sistem persenjataan rudal Hamas merupakan ancaman vital. AS juga tidak akan membiarkan jalur perdamaian ala Perjanjian OSLO koleps. Kita tunggu kelanjutannya. 

Oleh : As'ad Said Ali. Wakil Ketua PBNU Masa Khidmat 2010-2015 (Diposting di FB pribadinya, Rabu, 19 Mei 2021)