Tuhan Tidak Menjeneralisasi

 
Tuhan Tidak Menjeneralisasi
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Hari ini aku shalat Jumat di kota. Imam membaca Ayat al Qur'an yang sungguh menarik. 

لَيْسُوا سَوَاءً ۗ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ . يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَٰئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ

"Mereka (ahli kitab) itu tidaklah sama; di antara Ahli Kitab itu ada umat golongan (komunitas) yang berperilaku lurus, jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang)."

"Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menganjurkan kebaikan, melarang melakukan keburukan/kejahatan dan aktif melakukan kerja-kerja sosial; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh."

Lihatlah. Betapa Tuhan tak menjeneralisasi/menyamaratakan non muslim (ahli kirab) dalam hal keyakinan dan perilaku.

Seorang teman bertanya: “apakah hal tersebut juga terjadi dalam komunitas muslim?” Dengan redaksi lain: “Apakah semua orang yang beragama Islam juga berkeyakinan dan bertingkah laku sama atau berbeda-beda?”

Apakah yang menjadi ukuran baik dan buruknya seseorang? Apakah formalisme ritual keagamaan menjamin kebaikan seseorang?

Aku tersenyum saja. Aku bilang, “Pertanyaanmu keren tapi berat, membutuhkan permenungan intens.”

Lalu aku bilang: "Salah satu problem kehidupan kita sepanjang sejarah adalah generalisasi satu isu atau kasus. Dalam bahasa lain: universalisasi sesuatu yang partikular dan partikularisasi sesuatu yang universal. Ini berdampak melahirkan ketidakadilan.”

 

Jumat, 11 Juni 2021

Oleh: Husein Muhammad

Sumber: https://www.facebook.com/husayn.muhammad/posts/10225523677454587