Zahir Baibars: Kesatria Pemberani, Pematah Serangan Mongol dan Pelengkap Pembebasan Palestina

 
Zahir Baibars: Kesatria Pemberani, Pematah Serangan Mongol dan Pelengkap Pembebasan Palestina
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Barangkali banyak di antara kita yang belum pernah mendengar nama tokoh ini. Bisa dibilang, inilah salah satu superhero Islam paling hebat yang tak hanya membasmi Pasukan Mongol, bahkan beliau juga berhasil meninju telak Pasukan Salib dan mengusirnya dari Palestina.

Tokoh kita ini bernama Zahir Baibars, lengkapnya Al-Malik az-Zahir Ruknuddin Baibars al-Bunduqdari adalah salah satu sultan dari Dinasti Mamluk yang kekuasaannya meliputi Mesir dan Suriah. Seorang lelaki gagah yang menggantikan Muzhafar Quthuz menjadi Sultan Mesir dan Suriah selepas kaum Muslimin mematahkan serangan Mongolia di Pertempuran Ain Jalut.

Baibars adalah panglima cekatan yang tajam penglihatannya dan jeli taktiknya. Namun di saat yang sama, juga orang yang sangat memuliakan ilmu dan Ulama. Beliau ternyata juga salah satu komandan pasukan Mesir yang mematahkan gelombang Perang Salib Ketujuh Raja Louis IX dari Perancis.

Banyak sekali yang sering berkomentar bahwa Zahir Baibars adalah orang di balik pembunuhan Muzhaffar Quthuz. Benarkah demikian?

Menurut penjelasan Dr Raghib Sirjani, beliau menemui bahwa ternyata riwayat pembunuhan Saifuddin Quthz oleh panglimanya sendiri yakni Zahir Baibars hanya diriwayatkan 1 jalur saja dari satu riwayat. Menurut sejarawan ini, ada beberapa unsur yang terlupa yang lebih kuat dan menjelaskan tentang siapa sebenarnya yang membunuh Quthz. Di antaranya:

1. Mata-mata Mongol. Yang baru saja merasakan kegetiran kekalahan dari Quthz. Mereka memikirkan untuk membalas dendam atas kematian Katbugha Noyen.

2. Pasukan Salib. Yang paling merasa rugi jika Quthz tetap dalam kursi kekuasaannya. Mereka takut jika Quthz tetap memimpin, maka kemenangan Ain Jalut akan diteruskannya ke wilayah Palestina lainnya yang masih dikuasai Pasukan Salib.

3. Loyalis Ayyubiyyun. Orang-orang loyalis sisa negara Ayyubiyyah yang mana negara itu tak bertahan karena eksistensi Mamalik.

Baibars artinya "Harimau yang Hebat", barangkali memang menjadi inspirasi baginya untuk memimpin dengan gesit seperti gerakan Harimau yang melesat. Beliau aslinya bukan orang Arab, melainkan dari Kirgistan di Asia Tengah, sebenarnya masih satu bangsa dengan Mongol. Namun ia dididik di tengah lingkungan Islam dan menjadi seorang muslim yang cerdas dan berani.

Selama hidupnya, ia mendedikasikan dirinya untuk meneruskan perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi menuntaskan pembersihan Palestina dari kekuatan Pasukan Salib. Apalagi sejak dia tahu bahwa Mongol menyerang dunia Islam dibantu oleh Pasukan Salib, Zahir Baibars semakin yakin bahwa hidupnya harus ia wakafkan untuk menyingkirkan duri-duri musuh Islam dari tanah suci Palestina.

Di era kepemimpinannya, Baibars memiliki peran besar dalam mengubah banyak arah sejarah, dan mereka meninggalkan jejak yang keren dalam sejarah Islam. Pemerintahan Baibars menandai dimulainya zaman kebesaran Mamalik di Mediterania Timur. Beliau berhasil menyiapkan jalan akhir kehadiran Tentara Salib di Syam dan memperkuat persatuan Mesir dan Suriah sebagai negara Muslim terkemuka di kawasan itu, yang mampu menangkis ancaman dari Tentara Salib dan invasi Mongol.

Baibars dicirikan oleh para sejarawan sebagai orang yang punya keteguhan, keberanian yang kuat, semangat yang tinggi, ketampanan dan perilaku yang baik. Ia juga sangat berkualitas menegakkan keadilan, pandai berkuda dan berapi-api.

Dia juga mengampuni tahanan politik, membebaskan mereka, dan membuka dunia Muslim untuk pendidikan dan pembangunan. Di masanya juga Masjid Al Aqsha direnovasi dan diperindah. Beliau juga berhasil menghilangkan gerakan pemberontakan dan mengembalikan keamanan dan ketenangan ke dunia Islam, terutama di Mesir dan Syam.

Beliau wafat pada 30 Juni 1277 bertepatan dengan 28 Muharram 676, namun sebab wafatnya beragam. Banyak sumber mengemukakan bahwa beliau wafat karena minum minuman beracun yang sebenarnya ditujukan untuk orang lain. Catatan lain menunjukkan bahwa beliau meninggal karena luka saat berjihad, atau karena sakit. Baibars dimakamkan di Perpustakaan Az-Zahiriyah di Damaskus

References:

 ابن تغري بردي: النجوم الزاهرة في ملوك مصر والقاهرة، تعليق: محمد حس

Dikutip dari Yeni Syafrina S


Editor: Daniel Simatupang