Kisah Penghuni Kubur yang Meminta Doa Pada Keluarganya

 
Kisah Penghuni Kubur yang Meminta Doa Pada Keluarganya
Sumber Gambar: Foto ist

Laduni.ID, Jakarta - Alkisah, suatu hari Abu Qilabah bermimpi, dalam mimpinya beliau berada di sebuah pemakaman, tiba-tiba kuburan-kuburan yang berada di pemakaman itu terbelah dan keluarlah mayat-mayat yang ada di pemakaman itu, lalu mayat-mayat itu pun duduk-duduk di tepi kuburannya masing-masing.

Di depan mereka setiap satu mayat ada sebuah piring dari cahaya. Dan saya melihat di antara mereka ada seorang mayat yang di depannya tidak terlihat ada sesuatu dari cahaya sedikitpun. Maka, saya bertanya kepadanya, “Gerangan apa, saya tidak melihat cahaya di depanmu?”. Si mayat menjawab, “Sungguh, sebab mereka memiliki anak-anak dan saudara-saudara (yang masih hidup) yang menghadiahkan kepada mereka berupa amal baik dan sedekah yang diniatkan untuk mereka. Dan cahaya itu adalah wujud hadiah yang dihadiahkannya kepada mereka.

Adapun saya memiliki seorang anak yang tidak sholeh dan tidak mendoakanku serta tidak menyedekahkan sesuatu untukku. Karena itulah, tidak ada cahaya sedikit pun berada di depanku. Dan saya malu pada tetangga-tetanggaku (sesama penghuni kubur)”. 

Setelah Abu Qilabah terbangun, lalu beliau memanggil anaknya seorang mayat yang dijumpai dalam mimpinya itu. Beliau mengabarkan apa yang sudah dilihatnya dalam mimpinya kepada anak itu. Anak itu pun lalu berkata, “Saya bertobat di hadapanmu dan saya tidak akan mengulangi apa yang sudah engkau lihat itu, selamanya”. Kemudian anak itu bertambah taat dan rajin berdoa serta bersedekah untuk dihadiahkan kepada ayahnya yang sudah meninggal.

Seiring berjalannya waktu, Abu Qilabah bermimpi lagi untuk kedua kalinya, dalam mimpi itu beliau seperti berada di pemakaman sebagaimana mimpi pertama kalinya. Beliau melihat ada cahaya yang berada di depan seorang mayat yang dulu tidak mendapat cahaya. Dan cahaya itu lebih terang daripada matahari dan lebih banyak daripada cahaya teman-temannya (sesama penghuni kubur).

Lalu seorang mayat itu berkata kepadaku, “Wahai Abu Qilabah, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Sungguh, engkau telah menyelamatkanku dari rasa malu pada tetangga-tetanggaku (sesama penghuni kubur)”.


Sumber: Kitab Daqa’iqul Akhbar
Editor: Nasirudin Latif