Makna di Balik Kalimat ‘Syaiun Lillahi Lahumum Fatihah’
Laduni.ID, Jakarta – Kalimat “Syaiun Lillahi Lahumul Fatihah (ﺷﺊٌ ﻟِﻠّﻪِ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔْ)” atau sejenisnya sering kita dengar dalam setiap majlis, baik itu ketika tahlilan, syukuran, barzanji dan lain-lainnya.
Apa maksud kalimat tersebut? Kenapa para ulama mengajarkan kalimat tersebut kepada kita? Mari kita pelajari bersama-sama.
Biasanya kalimat itu disebutkan sebelum membaca al-Fatihah sebagai pembukaan setelah menyebutkan rentetan nama arwah-arwah yang akan dido’akan. Secara Bahasa, kalimat Syaiun Lillahi Lahumul Fatihah terdapat tiga susunan kalimat:
Pertama adalah Susunan kalimat Syaiun Lillahi (ﺷَﺊٌ ﻟِﻠّﻪِ) yang bermakna bahwa “Semua yang dilakukan itu karena Allah semata.” Kedua adalah Lahum, artinya adalah bacaan yang akan dibaca yaitu Fatihah, dihadiahkan untuk para arwah yang telah disebutkan sebelumnya. Dan ketiga adalah Al-Fatihah, yaitu nama surat pembuka al-Qu’an.
- Baca juga: Pengertian, Makna, dan Ruang Lingkup Takwa
Oleh karena itu, jika digabungkan artinya adalah, "Semua apa yang kita lakukan hanyalah karena Allah, kemudian menghadiahkan Fatihah kepada para arwah."
Sebenarnya tidak ada anjuran untuk mengucapkan kalimat tersebut, namun juga tidak ada larangan untuk mengamalkan ataupun meninggalkannya. Dalam Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 297 diterangkan, susunan kalimat itu adalah sebuah tradisi:
ﻳَﺎ ﻓُﻠَﺎﻥ ﺷَﻲْﺀٌ ﻟِّﻠﻪ ﻏَﻴْﺮُ ﻋَﺮَﺑِﻴَّﺔ ﻟَﻜِﻨَّﻬﺎ ﻣِﻦْ ﻣَﻮﻟِﺪﺍﺕِ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻌُﺮْﻑ
“Hai Fulan, kalimat ‘Syaiun Lillahi’ bukanlah bahasa arab, melainkan lahir dari sebuah tradisi.”
Dan sebuah tradisi diperbolehkan dan bahkan dapat dianjurkan selama itu tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis.
Diterangkan juga dalam kitab Qurrotul ‘Ain Bi Fataawiy Syaikh Isma’iil az-Zain:
ﻭ ﻣﻌﻨﻲ ﺷﺊ ﻟﻠﻪ ﻣﻄﻠﻮﺑﻨﺎ ﻭﻣﻘﺼﻮﺩﻧﺎ ﺷﺊ ﻟﻠﻪ ﺍﻱ ﻳﺴﺘﻤﺪ ﻟﻮﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺑﺘﻐﺎﺀ ﻭﺍﺳﺘﻤﺪﺍﺩﺍ ﻻ ﻟﻐﻴﺮﻩ ﻭﻻ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻔﻴﻬﺎ ﺍﻋﺘﺮﺍﻑ ﺑﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺴﻮﻕ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﻭﻳﺤﻘﻖ ﺍﻟﻤﺄﺭﺏ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻲ ﺍﻟﺦ
“Dan makna syaiun lillaahi adalah tujuan dan kehendak kami semuanya dari Allah, artinya ia hanya memohon pada Allah dengan mengharap ridha dan pertolongan-Nya, tidak kepada selain Allah. Jelasnya di dalamnya mengandung pengakuan bahwa yang merealisasikan keinginan-keinginan dan mewujudkan kebutuhan-kebutuhannya adalah Allah Ta’ala semata.”
Semoga bermanfaat.
Oleh: Gus Dewa
Editor: Daniel Simatupang
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...