Mengenal Jam'iyah Ahlith Thariqah, Kedudukan dan Kontribusi Kedamaian Umat

 
Mengenal Jam'iyah Ahlith Thariqah, Kedudukan dan Kontribusi Kedamaian Umat
Sumber Gambar: dok. pribadi/FB Hamdan Suhaemi

Laduni.ID, Jakarta – Istilah tarekat selalu identik dengan tasawuf sebagai jalan wushul ke Allah, sang pencipta alam semesta. Ketersambungan (ittishal) itu hikmat laku lampah tarekat, dengan mujahadah dan riyadlah. Dzikrullah (ingat kepada Allah) pintu masuk dalam tarekat.

Apapun tarekatnya selaku bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya Sirru al-Asrori wa mudhhiru al- Anwari telah membagi manusia menjadi dua tipe, yaitu manusia jismani dan manusia ruhani.

Pengikut tarekat selalu mengarah (menuju) pada Tuhan dengan cara menyucikan diri, atau perjalanan yang harus ditempuh, oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri, sedekat mungkin kepada Tuhan.

Dalam kitab Jami’ al-Ushul fi al-Awliya’ tarekat bermakna laku tertentu bagi orang-orang yang menempuh jalan kepada Allah, berupa memutus atau meninggalkan tempat-tempat hunian dan naik ke maqam atau tempat-tempat mulia. Menurut al-Jurjany dalam al-Ta’rifat, tarekat adalah metode khusus yang dipakai oleh salik menuju Allah, melalui tahapan-tahapan atau maqamat.

Rerata ulama pasti bertarekat, meski penguasaan atas ilmu agama tidak serta merta ditinggalkan. Ada sekitar 22 tarekat yang tercatat dalam Ahli Sunnah Wal Jama'ah, yaitu Tarekat Alawiyah, Aidrusiyah, Badawiyah, Chistiyah, Dasuqiyah, Ghazaliyah, Haddadiyah, Idrisiyah, Khalwatiyah, Malamathiyah, Maulawiyah, Naqsyabandiyah, Naqsabandiyah Haqqaniyah, Qadiriyah, Qadiriyah wa Naqsabandiyah, Rifa’iyah, Samaniyah, Sanusiyah, Suhrawardiyah, Syadziliyah, Syathariyah, dan Tijaniyah.

Kita berkumpul di Jam'iyah Ahlith Thariqah Mu'tabarah an-Nahdlyiah, ketika kita melihat dan membaca umat semakin menjauh dari adab, mengarah dekadensi makna dan moral. Jamaah Ahlith Thariqah Mu'tabarah an-Nahdlyiah (Jatman) tentu istiqamah dalam mengisi ruang batin bangsa ini, agar terus tercipta kedamaian dan harmoni, hingga tetap menegakkan prinsip tawazzun dan adil dalam kehidupan dunia. Hidup dengan tarekat dan tarekat untuk ketenangan hidup, apapun tarekatnya intinya tidak keluar dari Syariat Islam.

Bengkulu, 12 Maret 2022
Oleh: Gus Hamdan Suhaemi, Wakil Ketua PW GP Ansor Banten dan Ketua PW Rijalul Ansor Banten


Editor: Daniel Simatupang