Bulan Syawal: Makna, Pengertian dan Peristiwa Bersejarah

 
Bulan Syawal: Makna, Pengertian dan Peristiwa Bersejarah
Sumber Gambar: foto ist

Laduni.ID, Jakarta - Arti kata syawal adalah naik, ringan, atau membawa (mengandung). Disebut demikian karena dahulu, ketika bulan-bulan hijriyah masih ‘disesuaikan’ dengan musim (praktek interkalasi), suhu meningkat karena berada pada musim panas seperti halnya Ramadhan. Selain itu, biasanya orang Arab mengamati bahwa pada bulan inilah unta-unta mengandung atau menaikkan ekornya sebagai tanda tidak mau dikawini. Karenanya, orang Arab juga memiliki kepercayaan bahwa bulan ini ‘tidak baik’ dan melihat pernikahan di bulan Syawal akan berakhir sial. Kepercayaan ini dihapus oleh islam dengan peristiwa pernikahan Nabi Muhammad saw.

Bulan syawal juga berada setelah bulan Ramadhan dimana bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat, dimana khususnya umat muslim digembleng langsung oleh Allah, dari arti kata diatas saja kalaulah kita memang ingin mendapatkan petunjuk dari Allah maka bukanlah suatu kebetulan semata. bulan ini juga terkenal dengan hari dimana kita meraih kemenangan setelah melaksanakan pertempuran melawan jin, syetan, iblis yang ingin menggoda manusia, dan dibulan ini pula konon katanya manusia menjadi seperti bayi yang baru dilahirkan.

Makna Syawal secara Bahasa

Ibnul ‘Allan asy Syafii mengatakan, “Penamaan bulan Syawal itu diambil dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya onta itu mengangkat atau menegakkan ekornya. Syawal dimaknai demikian, karena dulu orang-orang Arab menggantungkan alat-alat perang mereka, disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan haram, yaitu bulan larangan untuk berperang.”(Dalil al Falihin li Syarh Riyadh al Shalihin).

Ada juga yang mengatakan, dinamakan bulan syawal dari kata syalat an-Naqah bi Dzanabiha (arab: شالت الناقةُ بذنَبِها), artinya onta betina menaikkan ekornya. (Lisan Al-Arab, 11/374). Bulan syawal adalah masa di mana onta betina tidak mau dikawini para pejantan. Ketika didekati pejantan, onta betina mengangkat ekornya. Keadaan ini menyebabkan munculnya keyakinan sial di tengah masyarakat jahiliyah terhadap bulan syawal. Sehingga mereka menjadikan bulan syawal sebagai bulan pantangan untuk menikah. Ketika islam datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam justru menikahi istri beliau di bulan syawal. Untuk membantah anggapan sial masyarakat jahiliyah.

Memahami hal ini, kurang tepat jika dikatakan bahwa sebab mengapa bulan ini dinamakan syawal adalah karena bulan ini jatuh seusai ramadhan. Dan ketika itu manusia melakukan peningkatan dalam beramal dan berbuat baik. Ini jelas pemahaman yang tidak benar. Karena nama bulan “syawal” sudah ada sejak zaman ‎jahiliyah (sebelum datangnya islam), sementara masyarakat jahiliyah belum mengenal syariat puasa di bulan ramadhan. Dengan demikian, tidak terdapat hubungan antara makna bahasa tersebut dengan pemahaman bahwa syawal adalah bulan peningkatan dalam beramal. Mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan ibadah dan amal soleh termasuk nasehat baik, hanya saja, tidak perlu kita kaitkan dengan nama bulan syawal, karena dua hal ini tidak saling berhubungan.

Peristiwa Ibadah di Syawal

Hari pertama di bulan Syawal, tentu saja merupakan Hari Raya Idul Fitri bagi umat islam setelah puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Pada 1 Syawal, kaum muslimin keluar rumah untuk melaksanakan sholat Idul Fitri.

Hari-hari berikutnya di bulan Syawal merupakan kesempatan untuk ‘menyempurnakan’ puasa Ramadhan dengan Puasa Enam Hari di bulan Syawal. Dengan tambahan puasa enam hari ini, kaum muslimin bisa memperoleh pahala setara dengan puasa satu tahun.

Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasululluh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).

Bulan Syawal juga merupakan awal dimulainya bulan-bulan ibadah haji, karena sejak bulan inilah diperbolehkan berniat ihram untuk melakukan ibadah haji. Umrah yang dilakukan pada bulan ini juga bisa digabung dengan ibadah haji di bulan Dzulhijjah sehingga menjadi Haji Tammatu.

Peristiwa Sejarah

27 Syawal, Perjalanan Nabi saw. ke Thaif, tahun ke-10 kenabian.
13 Syawal, kelahiran ahli hadis Imam Bukhari
Syawal 1 H, Perang Bani Qainuqa
17 Syawal 3 H, Perang Uhud
Kelahiran Siti Aisyah dan pernikahannya dengan Nabi Muhammad saw. terjadi di bulan Syawal.
29 Syawal, pernikahan Fatimah dengan Ali ra.
Syawal 4 H, Pernikahan Nabi saw. dengan Ummu Salamah
Syawal 4 H, Kelahiran cucu Nabi saw., Hussain.
18 Syawal 5 H, Perang Khandaq (Ahzab, Parit)
6 Syawal 8 H, Perang Hunain

Demikianlah, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa ibadah dan sejarah di dalam islam yang terjadi di bulan Syawal ini.‎


Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber