INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Gus Miek merupakan sosok yang seakan tidak bisa terlepas dari aura kewaliannya yang begitu terpancar, penuh misteri dan nyentrik. Perilakunya yang khariqul ‘adah, cara dakwahnya yang tidak sama dengan ulama-ulama lainnya,
Banyak orang berkata, di balik kesuksesan seorang laki-laki, pasti di belakangnya ada sosok perempuan tangguh
Sungguh ini adalah kisah yang menginspirasi dari sebuah keluarga yang berkah. Seperti apa kisahnya ya?
KH. Achmad Djazuli Utsman lahir tepatnya tanggal 16 Mei 1900 M di Ploso, dengan nama kecilnya Mas'ud. Ia adalah anak Raden Mas M. Utsman panggilannya Pak Naib, seorang Onder Distrik (penghulu kecamatan).
Kyai Djazuli Ustman adalah pendiri pesantren Ploso Kediri. Beliau seorang Ulama yang ‘alim, Waro’, suka mengalah, lapang dada, berjiwa besar dan istiqomah dalam keseharianya.
Kiai Munif, juga sosok yang sangat cerdas, menurut beberapa saksi, termasuk putra-putrinya, beliau itu menguasai banyak bahasa, mulai Arab, Inggris, Mandarin, Jepang, Prancis, Spanyol dan sebagaianya.
Ini doa mustajab dari Gus Miek untuk meredakan nafsu dan membuat selamat dunia akhirat.
Setelah mendengar jawaban Kyai Hamid, KH Ahmad Siddiq dengan perasaan yang berkecamuk langsung berangkat ke Ploso menemui KH Djazuli.
KH. Munif Djazuli Ulama Nahdlatul Ulama Kediri Jawa Timur, Untuk mempersembahkan cinta kasih beliau terhadap sang Ibu, Nyai Radliyah, Kiai Munif atas saran sang Ibu mendirikan pondok pesantren Queen Al-Falah
Makam Simbah K.H. Djazuli Magelang Jawa Tengah
KH Zaenudin Djazuli atau biasa akrab dipanggil kyai Dien/gus Dien adalah salah satu pengasuh pesantren Al Falah Ploso Kediri. Jasanya untuk bangsa dan negara begitu besar.
KH. Zaenudin Djazuli atau biasa akrab dipanggil Kyai Dien atau Gus Dien adalah salah satu pengasuh pesantren Al falah Ploso Kediri, jasanya untuk bangsa dan negara begitu besar.
Berikut ini adalah syi’ir yang dibuat oleh Gus Miek ketika berziarah ke makam Syaikh Ihsan bin Dahlan Jampes:
Mbah Yai Khusen bercerita pada Gus Zuli tentang tentang mimpi ketika tertidur tadi. Dalam mimpi Mbah Yai Khusen bermimpi bahwa suatu saat ada kiai besar yang akan lahir di tempat ini dan tempat ini akan ramai setelah kiai besar tersebut wafat.
Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un, keluarga besar Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri berduka. Adik dari almarhum KH Hamim Tohari Djazuli (Gus Miek) yakni KH Fuad Djazuli wafat, Sabtu (17/10) pagi, jam 03.30 WIB.
Banyak yang mengatakan, bahwa beliau adalah putra yang paling mirip dengan Ayahandanya, Kiai Ahmad Djazuli Usman. Ayah Kiai Fu'ad adalah pendiri Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri.
KH. Fuad Mun’im Dzajuli adalah pendiri Pondok Pesantren Nurul Falah Ploso. Beliau juga merupakan Ulama NU.
Kisah kekaguman KH. Nurul Huda Djazuli terhadap Gus Dur, sampai dibuktikan dengan menyematkan nama Gus Dur pada putranya dengan nama Abdurrahman Al Kautsar (Gus Kautsar).
Mendengar kata Blawong, pikiran kita akan berkelana mencoba mengilustrasikan Blawong itu apa. Blawong adalah burung perkutut mahal yang bunyinya sangat indah dan merdu, terdapat di istana Kerajaan Brawijaya.
Saat wafatnya Kyai Romli, Peterongan, Jombang Jawa Timur, Mursyid Thoreqot Qodariyah, Gus Miek masih berusia 9 tahun. Hari itu datang utusan keluarga Kyai Romli dari Peterongan ke Ploso untuk menyampaikan kabar wafatnya Kyai Romli ke kediaman Kyai Ahmad Djazuli Usman.
Sesuai dengan nama beliau, Mbah Yai Din adalah perhiasannya agama. Putra kinasih Kiai Djazuli dan Nyai Rodliyah, orang tuanya. Putra tertua kiai Djazuli yang hidup hingga dewasa. Pengatur ritme Pesantren Al Falah Ploso Kediri, pengayom bagi adik-adiknya. Kiai Huda, Kiai Hamim (Gus Miek), Kiai Fu'ad, Kiai Munif dan Nyai Lailatul Badriyah.
KH. Mas’ud yang kemudian dikenal dengan KH. Ahmad Djazuli Utsman ini merupakan sosok yang sangat haus akan ilmu, sejak kecil beliau tak pernah Lelah untuk belajar.
Figur KH. Nurul Huda Djazuli ini tidak asing ditelinga kita. Wali yang terkenal dalam sepanjang hidupnya Mengaji, mengaji dan mengaji. Yang senantiasa memberikan pengajian tanpa mengenal kamus libur. Sosok Kyai sepuh yang penuh wibawa. Didalam hidupnya diperuntukkan untuk mengaji belajar dan mengaji lagi.
Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.
Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.
"Moloekatan" adalah istilah yang sering dipakai Gus Miek saat mengobrol bersama Mbah Gus Robert dan Mbah Dahnan Trenggalek. Moloekatan adalah bahasa kuno yang artinya adalah ibadah tirakat sederhana namun cepat terbentuknya, suluk pengikat dan pengangkat masalah problemat dunia dan akhirat.
KH. Yazid Mahfudz adalah putra dari ulama besar di Kabupaten Kebumen, Al Maghfurlah KH. Mahfudz Hasbulloh seorang Mursyid Thoriqoh Kholidiyah Naqsabandiyah dengan ribuan santri thoriqoh yang tidak hanya berasal dari kabupaten Kebumen, bahkan menjangkau sampai wilayah luar Pulau Jawa. KH. Yazid Mahfudz atau biasa dipanggil Gus Yazid lahir di Kebumen 24 Mei 1958.
KH. Mahfudz Saubari lahir di Demak, Jawa Tengah, 20 November 1954. Mahfudz harus lahir ke bumi tanpa ditemani ayahnya yang telah tiada. Tak lama kemudian, ibunya juga wafat saat Mahfudz masih belia.