Cita-citanya untuk mengabdi di dunia pendidikan terus belanjut, sekitar tahun 1955, Kyai berputra 11 orang dari pasangan Hj. Fathonah, cucu KH. A. Ghoni Surabaya ini menjadi Kepala SMP Islam Jl. Kartini Malang.
Selepas KH. Harun Abdul Jalil menuntut ilmu di berbagai pesantren, tepat pada tahun 1908, KH. Harun Abdul Jalil mendirikan Pondok Pesantren Kempek.
Pada tahun 1957, setelah mendirikan masjid, KH. Muhammad Idris mendirikan Pondok Pesantren dan Madrasah Tsanawiyah di Cangkring, yang kemudian berganti nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Al Ma’arif 1 Tirtomoyo pada tahun 1985.
KH. Ali Mansur Siddiq terinspirasi dari sebuah kitab yang berjudul Mandzumah Ahl al-Badar al-Musamma Jaliyyat al-Kadar fi Fadhail Ahl al-Badar karya al-Imam As-Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Dan sebelum menulis syair Shalawat Badar Kyai Ali bermimpi didatangi manusia-manusia berjubah putih bersorban hijau.
KH. Amiruddin Mu’in merupakan pendiri Pondok Pesantren Sabilur Rosyad dan Yayasan Pendidikan Sabilur Rosyad Al Utsmani, beliau lahir di Sidoarjo tanggal 22 maret tahun 1950, beliau dilahirkan dari pasangan KH. Abdul Mu’in dan Hajah Alimah
KH. Muhammad Zen Syukri lahir pada hari Senin subuh, 10 Oktober 1919, bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal. Putra bungsu dari pasangan K.H. Hasan Syakur dengan Nyimas Hj. Sholha Azhari. Berasal di kampung 26 Ilir, Jeramba Karang Palembang.
Khadijah binti Khuwaild adalah sebaik-baik wanita ahli surga. Ini sebagaimana sabda Rasulullah, “Sebaik-baik wanita ahli surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.” Khadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, menjadi wanita pertama yang menjadi Ummahatul Mukminin
Syeikh Mahfudz At-Tarmasi memulai pendidikannya dengan belajar langsung kepada ayahnya, KH. Abdullah. Beliau belajar Al-Qur’an, Fathul Mu’in, Fathul Wahhab, Syarah As-Syarqowiyah Al-Hikam dan tafsir Al-Jalalin hingga sampai surat Yunus saja.
Beliau juga merupakan seorang pemikir Islam moderat sekaligus penulis yang sangat produktif.
KH. Badruzzaman lahir di Biru pada tahun 1900. Beliau adalah putra kelima dari sembilan bersaudara. Bapaknya bernama KH. Raden Muhammad Faqih bin Kyai Raden Bagus Muhammad Ro’i yang lebih populer dengan panggilan "Ama Biru (Sesepuh Biru)"