DONASI untuk pengembangan profil pesantren 1.820, kitab 700, makam 634, biografi Ulama 2.577 dan silsilah, tuntunan ibadah, Al-Qur'an dan Hadis serta asbabulnya, weton, assessment kepribadian, fitur komunitas media sosial.
Tulisan ini merupakan bagian pertama dari wawancara langka Hasyim Wahid dengan Budiarto Danujaya, dimuat Kompas, 28 Mei 2000.
Masa Muda (الشباب) adalah waktu puncak energi, ide, dan semangat dalam hidup seseorang. Namun, di dalam syair di atas juga tersirat penegasan seakan pemuda sering kali kehilangan arah karena kelebihan energi yang tidak terkontrol.
Perspektif Mbah Moen mengenai peran pemuda dalam memperjuangkan agama, bangsa, dan negara memberikan inspirasi tersendiri dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda. Menariknya, hal itu tidak bisa terlepas dari latar belakang kelahiran beliau yang bertepatan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Santri hari ini tidak bisa lagi dikesankan sekadar penjaga surau semata, tetapi pengawal nurani bangsa, bahkan warga dunia yang seolah hari-hari ini sedang kehilangan arah.
Lima kesadaran santri itu adalah: (1) Kesadaran beragama, (2) Kesadaran berilmu, (3) Kesadaran berorganisasi, (4) Kesadaran bermasyarakat, dan (5) Kesadaran berbangsa dan bernegara.
Sabrang membagi kehidupan dalam tiga lingkar (1) lingkar kendali, (2) lingkar pengaruh, dan (3) lingkar perhatian. Banyak orang keliru menempatkan energinya, urusan yang seharusnya cukup diperhatikan malah diributkan, bahkan sampai merusak hubungan keluarga hanya karena beda pilihan politik.
Hal yang tidak kalah penting adalah menjaga keutuhan demokrasi sebagai sistem kenegaraan Indonesia, walaupun masyoritas masyarakatnya pemeluk Islam, tetapi memiliki sifat dinamis serta pandangan kontekstual dalam memahami hakikat ber-Islam.
Bagi Gus Dur, pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama. Pesantren adalah benteng moral bangsa, tempat lahirnya para intelektual yang berjiwa sosial, para pemimpin yang mengakar di tengah rakyat, dan ruang yang menjaga kesinambungan tradisi Islam Nusantara yang damai.
Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri-cirinya sendiri, pesantren memiliki tradisi keilmuannya yang berbeda dari tradisi keilmuan lembaga-lembaga lain.
KH. Yusuf Chudlori, yang akrab disapa Gus Yusuf, dalam sebuah kesempatan mengajar beliau menjelaskan bahwa pendidikan di pondok pesantren memiliki ciri khas yang menonjol, yaitu dengan mengedepankan keteladanan dan cinta kasih.