Kadang kita larut dalam kemarahan, karena kabar tersebut membuat hati kita teriris, sehingga secara spontan kita membagikan ke semua kontak dan grup yang ada di HP. Unfortunately, ternyata saat dicek, kabar itu palsu alias hoax.
Buya Syakur, begitu sapaan akrab jamaah kepadanya. Sesuai dengan cerita Gus Dur di atas, adalah seorang kyai yang mempunyai pemikiran keislaman yang sangat rasional.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita berpandangan adil dalam melihat kenyataan yang ada di Indonesia. Adil tersebut dalam pandangan Gus Baha adalah ketika pandangan nasionalisme tidak mengurangi keagamaan, begitupun sebaliknya, pandangan keagamaan tidak mengurangi nasionalisme.
Dengan kata lain, bahwa agama, semua agama, hakikatnya memang tidak dihadirkan untuk memusuhi orang, tidak untuk perang. Tetapi yang ada dan terjadi adalah orang menggunakan agama, atau mengatasnamakan agama dan atau moralitas.
KH. Abdurahman Wahid sebagai presiden keempat juga berusaha menggabungkan kekuatan budaya dan agama. Beliau secara intelektual menggelorakan pribumisasi Islam dan secara sosial keagamaan adalah seorang kyai, yang juga seorang ulama dalam arti sebenarnya.
Diam terkadang lebih efektif dalam menyelesaikan masalah, karena terlalu reaktif walaupun niatnya baik, malah akan menambah rumit sebuah persoalan, apalagi yang berseteru keduanya sama-sama orang yang kita hormati, bisa keluarga, guru atau atasan sendiri.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa gerakan politik yang dilakukan oleh sebagian politisi itu tidak berpengaruh signifikan bagi soliditas organisasi NU, walau terkadang memunculkan opini-opini negatif di masyarakat mengenai netralitas NU dalam aspek politik sebagai ormas keagamaan.
Dalam sebuah "halaqah", pengajian/diskusi melingkar di Fahmina Institute, pada suatu hari, aku lupa tanggalnya, aku ditanya soal fungsi dan kewajiban negara dalam Islam.
Apakah negara dan bangsa yang penduduknya mayoritas beragama pasti merupakan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, bersih dari korupsi, berkeadilan sosial dan bahagia?
Anggada adalah salah satu tokoh wayang yang berwujud kera berbulu merah. Dia anak tunggal Resi Subali, raja kera dari Kerajaan Guwakiskenda, sedangkan ibunya seorang bidadari ‘bernama Dewi Tara. itulah sebabnya, ia juga disebut Subaliputra atau Subalisuta.