Meraih Titel Muttaqien di Syahrul Mubarak Ramadhan

 
Meraih Titel Muttaqien di Syahrul Mubarak Ramadhan

LADUNI.ID, KOLOM- MARHABAN Ya Ramadhan... Selamat datang bulan mulia yang penuh barakah. Kaum muslimin di seluruh penjuru dunia menanti kehadiranmu, karena engkau adalah saidussyuhur dan syahrulmubarak.

 Ramadhan adalah satu bulan dari kalender Islam, yang memiliki keutamaan (fadhilah) luar biasa dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Bulan Ramadhan membawa rahmat, ampunan, balasan berganda terhadap amal baik, serta bulan yang mampu melindungi kita dari jilatan api neraka.
 
 Ramadhan adalah bulan yang penuh hikmah dan kemuliaan, sehingga Rasulullah saw di akhir bulan Syakban senantiasa mengajarkan sahabat dan keluarganya akan hikmah dan fadhilah yang dikandung Ramadhan. 

Tindakan Rasulullah saw mengajak keluarga dan sahabatnya, untuk menyelami hakikat puasa dan hikmah Ramadhan, dimaksudkan untuk mendorong kaum muslimin memanfaatkan setiap detik dan menit dari waktu-waktu bulan Ramadhan dengan berbagai ibadah, baik ibadah yang bersifat ritual maupun ibadah sosial.

 Kandungan hikmah dan kemuliaan Ramadhan yang amat luar biasa ini, semestinya diketahui dan dipahami oleh setiap kaum muslimin. Rasulullah saw bersabda: “Sekiranya umatKu mengetahui keutamaan Ramadhan, maka mereka akan meminta agar Allah menjadikan Ramadhan sepanjang tahun.”  

Prediksi Rasulullah saw itu akan bermakna bila umatNya mengisi hari-hari Ramadhan dengan berbagai kegiatan ibadah, yang mengarah pada peningkatan keimanan dan ketaqwaan serta penyucian diri dari noda dan dosa.

 Mengapa tidak, pada bulan Ramadhan Allah Swt akan membuka pintu ampunan selebar-lebarnya bagi hamba-Nya yang melakukan taubatan nashuha. Taubatan nashuha adalah taubat yang sungguh-sungguh dari seorang hamba Allah Swt dengan menyesali kesalahan dan dosa yang diperbuatnya, serta berkomitmen tidak mengulangi lagi perbuatan dosa dan kesalahan tersebut.

Keistimewaan yang paling agung dan mulia bulan Ramadhan adalah kewajiban puasa, sebagaimana firman Allah Swt: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang sebelummu, mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 183).

 Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi orang yang telah menyatakan dirinya beriman. Iman menjadi dasar bagi seseorang untuk menjalankan ibadah puasa dan bila ibadah puasa djalankan bukan karena iman, maka ibadah tersebut akan sia-sia dan tidak mendatangkan manfaat dan kemuliaan bagi kaum muslimin. 

Rasulullah saw mempertanyakan sikap orang yang berpuasa bukan karena iman dengan ungkapan: “Berapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapat apa pun dari puasanya, kecuali haus dan dahaga saja.” (HR. Nasa’i dan Ibnu Majah). Puasa Ramadhan merupakan sarana untuk mencapai derajat muttaqin. 

Muttaqin adalah orang yang bertakwa kepada Allah, menjalankan seluruh ajarannya dan meninggalkan seluruh larangannnya, sehingga ia benar-benar diampuni dosanya oleh Allah Swt.

Muttaqin hanya dapat digapai melalui puasa Ramadhan yang dilakukan seseorang dengan penuh keimanan dan kesadaran kepada Allah Swt.

***Prof. Dr. H. Syahrizal Abbas, MA, Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh, serambinews.com