Memetik 5 Hikmah Banser NU 15 Hari Jalan Kaki ke PBNU

 
Memetik 5 Hikmah Banser NU 15 Hari Jalan Kaki ke PBNU

LADUNI.id, Jakarta - Kehadiran anggota Banser NU, Maskhun Arif Hidayat (48), warga Desa Surya Adi Block A Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan, ke Kantor PBNU Jl Kramat Raya 164 Jakarta dan Istana Negara, Jakarta, patut diajungi jempol. 

Sebab, dia berjalan kaki dari desanya menuju Jakarta dengan dimulai Selasa (2/7/2019), dan tiba di Jakarta pada Rabu 17 Juli 2019. Dari perjalanannya, terdapat 5 hikmah yang penting kita catat. 

1). Cinta Tanah Air, kedatangan Maskhun Arif Hidayat dengan berjalan kaki tentu saja bukan hanya ingin mendapatkan pujian dari ribuan anggota Banser se Indonesia bahwa dia kuat berjalan kaki. Tetapi sebagai wujud cinta tanah air sebagai implementasi dari dawuh KH Hasyim Asy'ari, cinta tanah air bagian dari iman.

Salah bukti kecintaannya kepada Indonesia adalah dengan memasang mendera merah putih ditongkat yang dipegangnya. Dan bukti implementasi dari dawuh pendiri NU, ia memasang pula bendera Banser ditongkat yang dipegang. 

2). Cinta NU, Penentuan pilihan Maskhun Arif Hidayat berjalan kaki ke kantor PBNU sebagai yang utama, bukan tanpa alasan. Setidaknya, menurut prediksi saya, adalah wujud rasa cintanya kepada NU. Baginya, NU adalah nomor satu. Demi NU, rela melakukan apa saja. Dari NU tertanam keberanian, ketangguhan, kesederhanaan, keyakinan dan optimisme.

3). Menunaikan Nadzar, dari perjalanan 15 hari itu, sebagai bentuk Arif Hidayat menunaikan nadzar. Salah satu nadzarnya adalah akan berjalan kaki dari desanya ke PBNU dan Istana Negara jika Jokowi Ma'ruf menang dalam Pilpres 2019. 

Dari itu, ia seakan berpesan bahwa kewajiban membayar nazar terdapat dalam firman Allah SWT di Surat Al Hajj ayat 29.
"Dan hendaklah mereka melaksanakan nazarnya". Hukum dasar nazar adalah wajib jika sudah diucapkan. Tidak boleh dicabut karena merupakan janji kepada Allah SWT.

4). Nadzar Bukan Kemaksiatan, Arif Hidayat seakan berpesan bahwan boleh bernadzar dan memenuhi nadzarnya, tetapi bukan yang mengandung kemaksiatan. Jika mengandung maksiat, boleh dibatalkan. Misalnya, akan berjalan telanjang sepanjang 15 kilo di perkotaan. Maka Nadzar demikian sangat tidak dianjurkan. Bernadzarlah yang baik dan semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT dan Rasulullah. 

5). Tekad Kuat, sesuatu yang ingin dicapai yang dibarengi dengan tekat kuat tentu akan dicapai. Namun, tekad kuat tanpa bersamaan dengan tindakan maka tidak akan pernah tergapai. Misalnya, berkhayal ingin jalan kaki ke kantor PBNU, tetapi tidak dibarengi dengan melangkahkan kaki maka tidak akan pernah sampai pada tujuan. 

Penulis adalah Busri Toha, Kontributor Laduni.id