Karena kiprahnya di dunia pendidikan Islam, di tahun 2007, panitia penyelenggara Dubai International Qur’an Award menetapkan Syekh Ali Ash-Shabuni sebagai Personaliti of The Muslim World.
Syekh Arsyad Thawil lahir di Desa Lempayung, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang Banten pada Zulkaedah 1255 H/Januari 1840 M. Riwayat lain menyebut beliau lahir tahun 1263 H/1847 M. Tidak ada yang tahu persis, namun dibatu nisan tempat wafatnya di Manado tertulis beliau lahir tahun 1851 M.
Sudah bukan asing lagi, bila Pondok Pesantren Sunan Pandanaran (PPSPA) itu tempatnya orang yang ingin menghafalkan Al-Qur’an. Dan sebagai pelengkapnya, KH. Mufid menyarankan para anak didiknya untuk membaca shalawat dala’ilul khoirot minimal seminggu sekali. Istilahnya beliau, ”Al-Qur’an di tangan kanan dan shalawat di tangan kiri”.
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau yang akrab dengan sapaan Datuk Kalampayan lahir di Lok Gabang, Martapura, Kalimantan Selatan pada tanggal 15 Safar 1122 H/17 Maret 1710 M.
Handil Gayam Desa Kampung Baru merupakan salah satu pedesaan yang berlokasi di distrik Kota Martapura dikenal sebagai serambinya kota Makkah atau disebut kota Intan, berada di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Al- Imam Malik bin Anas pernah menangis ketika berbuka puasa. Tangisan itu membuatnya tidak sanggup membendung cucuran air matanya yang mengalir membasahi janggutnya.
KH. Basyir memegang falsafah ilmu itu harus diamalkan walau hanya satu kali, kalau ingin manfaat. KH. Basyir, sosok kyai yang teladan yang patut di contoh. Beliau adalah seorang ulama yang mentradisikan riyadhoh (laku prihatin) sejak mudanya. Tradisi itu masih beliau pegangi hingga usia 88 tahun.
KH. Mohammad Hasyim Asy’ari lahir pada 14 Februari 1871 (24 Dzulqo'dah 1287H). Kyai Hasyim adalah putra ketiga dari 11 bersaudara dari pasangan KH. Asy’ari pemimpin Pesantren Keras, Jombang dan Nyai Halimah.
Selain itu, Kyai Mustofa kemudian melanjutkan, saat kemerdekaan diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, Belanda bersama tentara sekutu yang jumlahnya ribuan dan dengan senjata yang canggih kembali datang ke Indonesia.
Setelah Nabi Muhammad SAW menikah dengan Sayyidah Khadijah r.a., Allah SWT memberikan rezeki beberapa orang putra dari Sayyidah Khadijah r.ha. Mereka itu adalah Al-Qasim, Abdullah, Ibrahim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulsum, dan Fathimah.