DONASI untuk pengembangan profil pesantren 1.820, kitab 700, makam 634, biografi Ulama 2.577 dan silsilah, tuntunan ibadah, Al-Qur'an dan Hadis serta asbabulnya, weton, assessment kepribadian, fitur komunitas media sosial.
Menzalimi atau berbuat aniaya kepada sesama manusia merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Perbuatan tersebut perlu dihindari, karena memang dilarang oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan teman. Seorang teman yang baik terkadang bisa melebihi kebaikan saudara sendiri. Hal ini dimungkinkan sebab hubungan antar teman cenderung setara, di mana berlaku prinsip menghargai antara satu dengan yang lain.
Dalam era yang penuh dengan tantangan ini, berbagai macam penyimpangan agama dan fitnah merajalela. Banyak perbuatan bid’ah dan kezaliman yang terjadi. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai peran para ulama dalam menghadapi situasi tersebut.
Ada tiga prinsip keimanan dalam tataran sosial yang harus dipegang teguh oleh setiap orang agar itu tidak mengganggu dan merusak keimanannya.
“Jadi saya menikah dengan istri saya, maka istri saya disebut ajnabiyah. Berhubung ajnabiyah, maka bila bersentuhan dengan istri bisa membatalkan wudhu sebab bukan mahram,” kata Gus Baha.
Perlu digarisbawahi, meski hakikatnya berbuat kebaikan bukanlah untuk menghitung-hitung pahala, tapi, hitung-hitungan di atas menunjukkan keadilan dan kasih sayang Allah SWT dalam memberikan ganjaran kepada para hamba-Nya yang berbuat baik.
Berdzikir dan berdoa seusai shalat fardhu dengan suara keras atau terdengar adalah sesuatu yang sudah dipraktikkan oleh para sahabat Nabi SAW dan para ulama salaf yang sholeh.
“Dialah (Allah) yang menjadikan bumi itu mudah untuk kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu kembali.” (QS. Al-Mulk: 15)
Aktivitas “ngopi” sering kali dipandang sebagai rutinitas biasa. Identiknya, aktivitas ini hanya soal secangkir kopi, sedikit obrolan, dan suasana santai. Namun dalam pandangan Gus Baha, kebiasaan sederhana ini justru bisa dinilai memiliki makna spiritual yang dalam. Lebih dari sekadar perkara mubah.
Gus Baha berulang kali menegaskan bahwa salah satu kunci rumah tangga yang harmonis justru adalah rileks dan penuh canda, bukan sibuk membahas masalah setiap saat. Beliau menyebutnya sebagai mula’abah, yaitu komunikasi ringan yang akrab dan penuh kegembiraan, bukan obrolan kaku dan serius melulu.