Alasan yang menjadi kekhawatiran di sini adalah, agar tidak terjadi kejahatan yang datang mengganggu. Pada zaman Jahiliyah, kaum laki-laki fasik dan munafik tak henti-hentinya menggoda dan berbuat jahat terhadap kaum perempuan Mukmin yang tidak memakai jilbab.
Islam tetap membenarkan praktik poligami sepanjang tidak lebih dari empat orang istri, ditambah dengan beberapa syarat lain berupa memberikan nafkah dan bersikap adil di antara istri-istrinya itu. Hal itu bertujuan untuk mencegah adanya sikap zalim terhadap kaum wanita, yang mana hal demikian dilakukan sebatas kemampuan.
Orang yang hanya tahu satu pendapat terutama dalam isu bernuansa agama biasanya terkejut atau kaget dan menunjukkan reaksi emosional.
Para ulama Ahlussunnah wal Jamaah memiliki cara dakwah yang damai, santun, dan menyejukkan. Mereka tidak pernah berteriak keras tanpa arah yang jelas, apalagi mencaci-maki.
Perbedaan pendapat, jikalau dipahami dengan proporsional, maka tentu akan membawa rahmat. Umat Islam secara umum tinggal memilih satu pendapat yang lebih cocok, lebih sesuai dan lebih maslahat serta lebih mudah dijalankan, di antara sekian banyak pendapat.
Sedekah bisa dilakukan oleh siapapun, termasuk orang yang tak berpunya sekalipun. Sebab sedekah tidak selalu berarti pemberian materi. Sedekah juga bisa bermakna pemberian yang bersifat nonmateri.
Kemuliaan itu ada pada karakter seseorang, bukan pada perkataan atau penilaian orang lain terhadapnya. Karena itu, Islam tidak menggunakan parameter status sosial untuk mengukur kemuliaan seseorang, baik pada jabatan, kekayaan maupun nasabnya.
Salah satu ikhtiar yang dilakukan untuk memperluas rezeki adalah meningkatkan tiga hal berikut, yaitu ilmu, ibadah, dan sedekah. Tiga hal inilah yang paling banyak disebutkan di dalam Al-Qur'an.
Secara hukum dalam literatur fikih kita adalah diperbolehkan membalas setimpal kepada orang yang berbuat buruk kepada kita. Namun dalam kemuliaan akhlak hal tersebut tidak dianjurkan. Demikian itu banyak diteledankan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Luapan syukur kita adalah dengan memanfaatkan semua nikmat ini demi kebaikan dan penghambaan. Bukan justru menjadikannya sebagai alat dan media untuk bermaksiat, pamer, berbangga diri dan menyombongkan diri kepada orang lain yang kurang beruntung.