Bahagia itu terpenuhinya kebutuhan (need) atau keinginan (will). Tepuk dada, tanya selera, lalu mengejawantah menjadi nyata, itulah bahagia.
Dalam Al-Qur’an surah An Nam disebutkan “Katakanlah : Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah SWT, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (Q.S. 27 An Naml 65)
Di dalam Al-Qur’an kita dianjurkan agar dapat membedakan makanan yang halal dan haram. Sebagai umat islam kita diwajibkan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang halal.
Dari Ibnu Abbas ra Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ”Barangsiapa yang berkata mengenai Al-Qur’an tanpa ilmu maka ia menyediakan tempatnya sendiri di dalam neraka” (HR.Tirmidzi)
Dalam kitab Manaqib Asy-Syafi’i Lil Baihaqi, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa terdapat 3 hal yang menunjukkan kemuliaan seseorang. Hal itu sebagaimana berikut
Alkisah, suatu hari Abu Qilabah bermimpi, dalam mimpinya beliau berada di sebuah pemakaman, tiba-tiba kuburan-kuburan yang berada di pemakaman itu terbelah dan keluarlah mayat-mayat yang ada di pemakaman itu
Rasulullah SAW menggambarkan kehidupan dunia ini, laksana musafir musim panas yang singgah sebentar di bawah pohon, lalu melanjutkan perjalanan kembali menuju negeri akhirat
Diriwayatkan dalam sebuah atsar, bahwa Allah Ta’ala menghisab seorang hamba, ternyata keburukannya lebih berat. Maka dia diperintahkan untuk dibawa ke neraka. Ketika dia telah dibawa, Allah berfirman kepada Malaikat Jibril
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani ketika hendak pergi ke tempat kerjanya, beliau berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan
Dalam sebuah perjalanan, suatu waktu Syekh Mahmud Al-Ghaznawi tertidur lelap. Ketika tertidur, beliau seakan-akan melihat Bilal RA menyeru dari sebuah tempat yang tinggi dengan berkata, “Wahai manusia, datanglah kepada Rasulullah SAW!”