INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
“Kalau kamu orang baik, pasti tetap jadi labanan khalishan (susu murni), meski hidup di antara farts (kotoran) dan dam (darah). Itu bukti bahwa kita tidak boleh putus asa,” tegas Gus Baha.
Jadi, menurut rumus fisika ini juga, tekanan berbanding lurus dengan gaya. Seharusnya, makin besar tekanan hidupmu makin kuat larimu kepada Allah. Kamu butuh energi besar untuk sabar, tawakal dan istiqamah.
Hidup bahagia tanpa harus bermaksiat adalah pilihan hidup yang sangat mulia. Hal ini pernah disampaikan oleh KH. Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, dalam salah satu ceramahnya.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32)
Kisah ini mengajarkan bahwa dalam Islam, kekayaan bukanlah aib atau sesuatu yang harus dijauhi. Yang penting adalah bagaimana kekayaan itu digunakan. Jika berada di tangan orang yang sholeh dan bertakwa, harta justru menjadi alat untuk memperluas manfaat dan kebaikan.
Amalan ini tampak sederhana, namun mengandung kekuatan besar. Dalam kehidupan sehari-hari, menghidupkan adab kecil seperti ini adalah bagian dari menjaga hubungan kita dengan Allah dan makhluk-Nya. Dengan salam yang penuh berkah, rumah menjadi tempat datangnya rahmat, ketenangan, dan pintu-pintu rezeki yang terbuka lebar.
Surga disediakan untuk orang-orang yang beriman dan berbuat baik, dari manapun berasal, berwarna kulit apapun, berjenis kelamin apapun dan dari keturunan siapapun.
“Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah.” (QS. Al-Qalam: 10-11)
Menjaga marwah leluhur bukan sekadar mengenang nama, tapi mewujudkan nilai-nilainya dalam tindakan. Keturunan yang baik bisa mengangkat kembali nama leluhur, sementara keturunan yang lalai bisa membuat warisan itu hilang begitu saja.
Gus Baha mengajak kita untuk kembali pada semangat Islam yang penuh kasih, memudahkan, dan memahami konteks. Karena seperti kata beliau, "Di zaman Nabi, Islam itu gampang." Maka, jangan sampai justru kita yang membuatnya terasa sulit.