INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Lewat kisah ini, Gus Baha ingin mengingatkan bahwa rahmat Allah itu sangat luas dan sering kali tak terduga. Manusia tak akan pernah benar-benar bisa menebak keputusan Allah, bahkan dalam perkara sebesar surga dan neraka.
Secara bijak dapat dikemukakan bahwa bukanlah absensi kematian kita yang kita tunggu, bukan di wilayah mana kita menemui ajal, tetapi bekal apa yang harus kita siapkan di kala kematian menghampiri kita.
Salah satu pernyataan beliau yang menarik tentang istimewanya Indonesia adalah karena wilayahnya dilewati garis Khatulistiwa. Hal ini menyebabkan adanya kesamaan dengan konteks wilayah Makkah yang mana menjadi wilayah pertama di mana Islam diajarkan.
Dalam hidup, cobaan adalah sesuatu yang pasti akan datang. Kita semua akan mengalaminya, entah itu dalam bentuk masalah, kesedihan, kehilangan, atau ujian lainnya.
Kisah ini menjadi pelajaran tentang bagaimana kewalian dan kemuliaan seseorang seringkali tersembunyi dari pandangan umum. Sebagaimana ungkapan la ya’riful wali illal wali, hanya seorang wali yang mengenal wali lainnya, kehadiran Gus Baha dan Ning Winda di tengah masyarakat adalah cermin dari ketawadhuan sejati yang menjadi kekuatan utama dalam dakwah dan pendidikan umat.
Dalam penjelasannya, Gus Baha mengungkap tentang berkahnya “keluyuran”. Hal ini dihubungkan dengan kebiasaan para sesepuh Nabi Muhammad terdahulu yang memang gemar bepergian.
Syair-syair karya Habib Sholeh juga berisi pencerahan hidup. Melalui media syair itu beliau bertutur menyampaikan dakwahnya. Tidak hanya itu, banyak nasihat yang juga disampaikan oleh beliau melalui pernyataan-pernyataan yang mencerahkan yang dalam konteks dakwah habaib hal itu disebut dengan kalam.
Satu hal yang membuat Gus Baha semakin istimewa adalah kesederhanaan hidupnya. Meski dikelilingi banyak santri dan sering didatangi tokoh penting, beliau tetap tampil apa adanya. Tidak ada kesan glamor atau pencitraan.
Memaafkan adalah salah satu sifat dan akhlak utama yang diajarkan Islam. Meski membalas secara setimpal dibolehkan, tetapi memaafkan itu lebih baik. Nabi Muhammad SAW adalah manusia pemaaf dalam segala keadaan.
Zakat fitrah adalah ibadah yang unik dalam Islam, bukan sekadar kewajiban finansial, tetapi juga sarana penyucian jiwa dan bentuk nyata kepedulian sosial. Ia hadir dan dilaksanakan ketika memasuki bulan Ramadhan, sampai sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri.