Warisan spiritual yang tak ternilai dari ulama-ulama Bekasi telah memberikan kontribusi besar dalam memandu masyarakat menuju pemahaman agama yang lebih esensial.
Dalam ijazah Kitab Taujihun Nabih yang diberikan oleh Habib Umar kepada Gus Baha’ terdapat catatan yang ditulis langsung oleh Habib Umar, khusus ditujukan untuk Gus Baha’.
Hubungan Habib Umar dan Indonesia terasa semakin spesial, apalagi banyak murid Habib Umar yang berperan aktif dalam dakwah keislaman di Indonesia, seperti Habib Jindan, Habib Sholeh, Habib Mundzir, dan banyak lagi yang lainnya.
Terdengarlah kabar, bahwa negara ini telah diproklamirkan kemerdekaannya. Maka saat itu Habib Ali memerintahkan agar seluruh Umat Islam memasang bendera merah putih di rumah dan kampungnya masing-masing.
Rahasia di balik itu semua adalah anugerah Allah SWT untuk Indonesia. Karena itu, Indonesia adalah negeri yang diberkahi oleh Allah SWT.
Kisah-kisah di balik layar seperti itu mungkin tidak banyak diterima oleh orang lain. Namun, bagi masyarakat Islam kalangan Nahdliyin adalah sebuah isyarat akan perjuangan lahir batin para ulama dalam mendukung konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berperan aktif di dalamnya.
KH. Ma’ruf Amin adalah Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024. Mungkin tidak banyak orang tahu ruang gerak Kiyai yang kalem tapi energik itu. Beliau telah malang melintang berkecimpung dalam dunia organisasi dan dakwah.
Tak banyak diketahui, ternyata Mbah Sholeh Darat memiliki pemikiran penting terkait Saadah Ba'alawi (Dzurriyah atau keturunan Rasulullah SAW).
Nama Yogyakarta yang digunakan untuk menyebut Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki sejarahnya sendiri. Konon, nama Yogyakarta sudah ada jauh sebelum Sultan Hamengkubuwono I mendirikan kerajaan ini. Nama Yogyakarta, yang kemudian diadopsi menjadi nama kerajaan oleh Sultan Hamengkubuwono I.
Tulisan ini berdasar sanad yang saya dengar langsung dari Mbah KH. Mudhoffar Fathurrohman Kalinyamat, Mbah KH. Sya'roni Ahmadi Kudus saat mengajar Tafsir Jalalain.