INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Sesungguhnya perayaan peringatan Maulid Nabi SAW merupakan ekspresi atau ungkapan rasa bahagia dan senang kepada Nabi Al-Musthofa (nabi pilihan), dan bahwa kelahirannya membawa keberkahan dan manfaat yang besar, bahkan kepada orang kafir (Abu Lahab).
Dalam kitab Nashoihul Ibad karya Syaikh Nawawi Al-Bantani terdapat nasihat Nabi Muhammad SAW kepada Abu Dzar Al-Ghifari. Rasulullah SAW menyampaikan empat hal kepada Abu Dzarr untuk menjadi bekal kelak di akhirat.
“Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum Mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya.” (HR. At-Tirmidzi)
Perayaan Maulid merupakan ekspresi cinta yang tulus dari umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Dari sisi hukum, tidak perlu ada keraguan karena dalil-dalil yang mendukung perayaan ini sangat jelas tercantum dalam Al-Qur'an dan Hadis.
Perlu dipahami, bahwa Islam tidak pernah meminta pengikutnya beramal melebihi kemampuannya. Beramallah sesuai dengan kemampuan. Semasa hidupnya, Rasulullah pun sering mengingatkan sahabatnya yang beramal berlebihan. Mereka beramal sebanyak-banyaknya hingga melupakan hak tubuhnya, yaitu istirahat.
Tuhan bahkan menegaskan bahwa penyebaran agama (dakwah) dengan cara-cara kekerasan justru bukan hanya akan gagal, tetapi juga membuat orang lari dan menimbulkan kebencian masyarakat.
Kisah ini menyingkap tabir hati kita sendiri. Sering kali kita sibuk menimbang-nimbang amal orang lain, sementara kita lupa menimbang amal diri. Kita cepat mengukur kekurangan orang, namun lalai melihat dosa dan aib pribadi.
Seiring berjalannya waktu, sebagian kaum Yahudi di Madinah mulai merasa iri dan risih oleh berkembangnya Islam dan meningkatnya pengaruh kaum Muslim. Rasa iri dan permusuhan muncul di antara sebagian mereka, terutama pada suku Yahudi Bani Nadhir.
Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW, mukjizat terbesarnya adalah Al-Qur’an. Kitab ini tidak hanya berbicara masa lalu, juga menyinggung problem masa yang akan datang, dengan solusinya. Al-Qur’an berbicara persoalan buruk namun menawarkan obat atau cara mengatasinya.
Saya hanya ingin mengajak kita merenungi jalan yang dipilih oleh Rasulullah Muhammad SAW yang jelas merupakan teladan bagi semua orang.