INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Nabi Muhammad SAW adalah makhluk Allah yang paling mulia, pemimpin para nabi dan rasul. Menjadi umat Rasulullah SAW adalah impian para ummat terdahulu, bahkan diterangkan dalam berbagai riwayat bahwa para nabi pun berkeinginan untuk menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
Pada hakikatnya, tidak ada seorang Muslim pun yang tidak mencintai Nabi Muhammad SAW. Ketika ditanya, pasti semua umat Islam di seluruh dunia mengaku mencintai Nabi Muhammad SAW, meski mereka hidup ratusan bahkan ribuan tahun setelahnya.
Dalam konteks ini, maka sebagai seorang Muslim yang baik adalah dengan meneladani akhlaknya yang mulia itu. Melaksanakan anjurannya dan menjauhi segala hal yang dilarang.
Dalam kitab Al-Wasa'il fi Syarhi As-Syama'il dijelaskan bahwa jika dalam rumah, masjid, atau suatu kampung dibacakan kitab Maulid Nabi SAW, maka malaikat akan mengelilingi rumah, masjid, dan kampung tersebut dan memohonkan ampun atas dosa semua penghuninya.
Di berbagai belahan dunia, khususnya di Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Afrika, umat Islam memperingati Maulid Nabi dengan beragam cara, seperti pembacaan syair-syair pujian kepada Nabi, shalawat Nabi, ceramah keagamaan, serta dzikir dan doa bersama.
Kesholehan individu, seperti rajin shalat, rajin membaca Al-Qur'an, puasa, haji dan sebagainya selalu menuntut lahirnya kesholehan atau kebaikan sosial. Misalnya, tentang shalat, Al-Qur'an menyatakan shalat itu dimaksudkan agar manusia tidak melakukan perbuatan jahat dan munkar (tak disukai orang).
Barang siapa berkhianat (menggelapkan harta), maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu
Pengalaman banyak negara menunjukkan bahwa jawaban tidak sesederhana itu. Yeni Wahid, putri Gus Dur, menyoroti pertanyaan ini dengan cara sederhana namun mendalam. Ia menekankan bahwa kemakmuran suatu negara tidak ditentukan semata-mata oleh angka pajak, tetapi oleh cara pengelolaan uang rakyat.
Salah satu tradisi yang masih melekat di Nusantara sampai saat ini adalah Rebo Wekasan. Yaitu hari Rabu terakhir dari Bulan Shafar. Pada hari Rabu terakhir di Bulan Shafar ini diyakini sebagian masyarakat terkait dengan turunnya banyak malapetaka.
Pada hakikatnya, semua masalah yang dihadapi oleh manusia hanya berbeda kapasitasnya, namun semua itu kembali kepada hati manusia. Apakah ia mau meminta kepada Allah supaya dilapangkan dadanya dalam menghadapi masalah-masalah hidupnya, ataukah justru ia menafikan Allah SWT.