DONASI untuk pengembangan profil pesantren 1.820, kitab 700, makam 634, biografi Ulama 2.577 dan silsilah, tuntunan ibadah, Al-Qur'an dan Hadis serta asbabulnya, weton, assessment kepribadian, fitur komunitas media sosial.
Keagungan seorang ibu bisa diukur dari keberhasilannya membesarkan anak, namun yang lebih utama adalah tentang kedalaman iman yang diwariskannya, bahkan sebelum anak itu mampu berbicara.
Para ulama sepakat bahwa pada hakikatnya ungkapan tersebut menunjukkan sebuah isyarat akan pentingnya penghormatan dan bakti kepada ibu. Dan bahwa ketaatan kepada ibu itu bisa menjadi sebab seseorang bisa masuk surga.
Ketika ibu berhasil melahirkan kita dari rahimnya, betapa luar biasa perjuangannya. Dan pengorbanannya tak cukup sampai di situ. Ia terus merawat, membimbing dan mendidik kita. Hingga akhirnya kita bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Membicarakan ibu memang seperti menelusuri samudra yang tak bertepi. Semakin direnungi, semakin terasa betapa besar perannya dalam kehidupan manusia.
Di dalam Islam, memuliakan ibu adalah salah satu perintah yang paling ditekankan. Bahkan, posisi ibu dalam kehidupan seorang anak ditempatkan dalam derajat yang sangat tinggi.
Dikutip dari ceramah Habib Zaky bin Aly Al-Aydrus, beliau menyampaikan sebuah ungkapan menarik yang sangat menyentuh. Disebutkan bahwa seorang ibu memiliki kedudukan kewalian yang sangat tinggi, bahkan disebut melebihi tujuh puluh derajat wali quthub.
“Istirahatkan dirimu dari mengatur, sebab apa yang telah diurus oleh selainmu untukmu, jangan engkau sibuk mengaturnya sendiri.”
Jadi, dari sini bisa dilihat satu benang merah, bahwa berdasarkan pendapat Imam An-Nawawi tersebut, maka hukum puasa di bulan Rajab adalah sunnah.
Imam Syafi‘I menegaskan bahwa akhlak mulia bukan berarti lunak tanpa batas, dan kesantunan tidak identik dengan kelemahan. Dalam situasi tertentu, menjaga kebenaran justru menuntut sikap tegas agar kebatilan tidak semakin marak.
“Seorang Mukmin dihadapkan pada lima kesulitan: Mukmin lain yang merasa iri kepadanya, seorang munafik yang membencinya, musuh yang memeranginya, setan yang menyesatkannya, dan hawa nafsu yang menggodanya.”