Kedudukan Hak Cipta dalam Hukum Waris

 
Kedudukan Hak Cipta dalam Hukum Waris

Kedudukan Hak Cipta dalam Hukum Waris

Pertanyaan :

Apakah Hak Cipta menghasilkan uang atau nilai ekonomi selama dalam waktu yang ditetapkan menurut Undang-undang Hak Cipta, bagaimanakah kedudukannya dalam Hukum Waris, sedangkan harta mayit yang lain sudah lama dibagi waris; dan bagaimana pula kaitannya dengan zakat ?.

Jawab :

Kedudukan Hak Cipta dalam hukum waris adalah termasuk tirkah sekalipun harta almarhum yang lain sudah lama dibagi. Adapun kaitannya dengan zakat adalah seperti halnya mal (harta) biasa.

Keterangan, dari kitab:

1. Hasyiyah Qulyubi [1]

قَوْلُهُ تَرَكَهُ هِيَ مَا تَخَلَّفَ عَنِ الْمَيِّتِ وَلَوْ بِسَبَبٍ أَوْ غَيْرِ مَالٍ كَاخْتِصَاصٍ وَلَوْ خَمْرًا تَخَلَّلَتْ بَعْدَ مَوْتِهِ وَحَدِّ قَذَفٍ وَمَا وَقَعَ مِنْ صَيْدٍ بَعْدَ مَوْتِهِ فِيْ شَبَكَةٍ نَصَبَهَا قَبْلَهُ

(Harta pusaka) adalah yang ditinggalkan oleh mayit, walaupun dengan sesuatu sebab atau bukan berupa harta seperti ikhtishash (barang yang tidak bisa dimiliki namun boleh digunakan seperti pupuk kandang dan semisalnya), atau walaupun dalam bentuk khamr yang kemudian berubah menjadi cuka setelah kematiannya, atau had menuduh zina, atau buruan yang masuk dalam jaring yang telah dipasang sebelum kematiannya.  

2. I’anah al-Thalibin [2]

التِّرْكَةُ مَا خَلَفَهُ الْمَيِّتُ مِنْ مَالٍ أَوْ حَقٍّ

Harta pusaka adalah peninggalan mayit berupa harta atau hak.  

Referensi Lain : a. Futuhat al-Wahhab/Hasyiyah al-Jamal, Juz IV, h. 403. b. I’anah al-Thalibin, Juz III, h. 155 dan h. 223.  

[1] Qulyubi, Hasyiyah Qulyubi pada Hasyiyata Qulyubi wa ‘Umairah, (Mesir: Musthafa al-Halabi, 1956), Juz III, h. 135.

[2] Muhammad Syaththa al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, (Mesir: al-Tijariyah al-Kubra,  t.th.),  Juz III, h. 223.

Sumber : Ahkamul Fuqaha no. 389 KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-28 Di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta Pada Tanggal 26 - 29 Rabiul Akhir 1410 H. / 25 - 28 Nopember 1989 M.