Menggugat HUT Perayaan RI #3: Merealisasikan Tradisi Perayaan HUT RI dalam Islam Nusantara

 
Menggugat HUT Perayaan RI #3: Merealisasikan Tradisi Perayaan HUT RI dalam Islam Nusantara

LADUNI.ID IKOLOM- Kita sebagai generasi saat ini terutama pemegang kebijakan maupun pemerintah serta tokoh elemen agama lainya, mairilah hari ini kembali kita tanamkan spirit kemerdekaan di jiwa masing-masing sebagai bekal resolusi kita di tahun ke-73  Indonesia Merdeka ini. Bahwa sesungguhnya peringatan kemerdekaan ini bukan hanya sebuah perayaan ulang tahun rutin atau kenangan perjuangan masalalu saja, tetapi juga perenungan tentang apa yang telah kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan ini serta resolusi menuju peringatan kemerdekaan tahun depan

Hendaknya perlombaan sejenis panjat pinang dan sejenisnya yang dapat mencoreng nilai kemanusiaan walaupun dilhat dalam perspektif yang lain ada nilai positifnya dalam mengajarkan kita dituntut pantang mundur dan menyerah dalam menggapai suatu cita-cita dan harapan namun berpijak kepada sebuah qaidah ushul fiqh “dar’ul mafasid muqaddam ‘ala jalbil mashalih” (mencegah kerusakan lebih diprioritaskan dari pada mendapatkan kemashlahatan atau keuntungan). Ketimbang atraksi yang dapat di ibrahkan (di ambil pelajaran)  dengan sebuah nilai perjuangan dan pantang menyerah lewat “drama” Pa Pi (Panjat Pinang) itu dan saling bahu membahu dalam menggapai sebuah harapan dan cita-cita harus di kesampingkan terlebih dahulu dengan menempatkan nilai-nilai yang dapat merusak dan “melecehkan” nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri pada posisi yang di utamakan.

Walhasil hendaknya’drama’Pa-Pi (panjat pinang) dapat di gantikan dengan bentuk perlombaan lain yang positif dengan tetap menjunjung kearifan lokal dan nilai kemanusian itu sendiri.  Kita sangat berharap momen memperingati HUT RI pada 17 Agustus 2018, tepatlah jika disikapi sebagai titik tolak untuk meningkatkan kembali semangat patriotisme, mengembalikan jatidiri sebagai bangsa yang relijius, retrospeksi, introspeksi demi memelihara cita-cita mulia para Founding Fathers Republik Indonesia, yaitu mengemban amanat penderitaan rakyat menuju Kedaulatan Rakyat. Menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa menuju Indonesia emas 2020.

Walhasil hendaknya berbagai acara perlombaan menyambut HUT RI itu mampu memberi kontribusi dalam mewarnai pembangunan spiritual dan pola pikir (mindset) generasi muda lebih diutamakan dari pembangunan sarana dan prasarana seperti jembatan, sektor industri, gedung pencakar langit,. Sebuah pembangunan sarana dan prasarana negara yang maju dan modern, semua itu tidak berharga dan bernilai dibandingkan dengan hancur dan sirnanya pembangunan moral dan spiritual para generasi penerus bangsa.
Semoga di Hari Ulang Tahun(HUT) ke-73 ini bermacam seromonial hendaknya masyarakat dan generasi penerus mampu mengambil ibrah (pelajaran) dan intropeksi serta renungan mampu menjadikan para syuhada dan pejuang bangsa yang telah beristirahat di alam sana bisa tersenyum indah atas perjuangan mereka dulu juga diharapkan dengan peran dan andil terutama  generasi penerus bangsa ini berakhalkul karimah dalam mewujudkan Islam di nusantara (Islam Nusantara-rpen) ini men

Wallahu muwafiq ilaaqwamith thariq

jadi sebuah negara impian yang bernama Baldatun Tayyibatun Warabbul Ghafur…!!! Amin ya rabbil ‘alamin. Semoga dan Salam Reformasi.Helmi Abu Bakar El-Langkawi

Dewan guru Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga

dan Staf Pengajar di IAI Al-Aziziyah Samalanga serta Pengurus TASTAFI Aceh