Pengaruh Orang Tua Sangat Penting untuk Mencegah Sikap Intoleran Pada Anak

 
Pengaruh Orang Tua  Sangat Penting  untuk Mencegah Sikap Intoleran Pada Anak

LADUNI.ID, Jakarta -  Akhir-akhir ini media dihiasi dengan berita-berita intoleran, entah mulai kapan aksi intoleran ini dimulai, namun dampaknya sangat terasa beberapa tahun belakangan. Tidak mungkin rasa intoleran itu muncul begitu saja, Guru mempunyai peranan yang cukup penting terhadap toleransi. Para Guru juga harus memiliki sikap yang baik terhadap para murid yang beda agama.

Pakar Psikologi, Arijani Lasmawati mengatakan masuk dan berakarnya paham radikal atau sikap intoleran terhadap diri anak sangat dipengaruhi oleh pola didik atau pengasuhan orang tua.

"Saya selalu mengedepankan peran keluarga dan orang tua, Apa yang terjadi pada anak pada keluarga pasti ada pengaruh kuat orang tua," katanya di kawasan Kebayoran, Jakarta, Senin (27/8/2018).

Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter anak. Orang tua juga harus mengajarkan kepada anak tentang toleransi.

Bukan saja teori melainkan diajarkan juga prakteknya. Bagaimana anak-anak mau belajar tentang toleransi jika bapak dan ibunya memiliki sikap intoleransi kepada suku ataupun agama tertentu?

Ditegaskannya, apabila orang tua mengajarkan gaya pengasuhan yang intoleran seperti membatasi diri dengan lingkungan, tertutup dan menanggap dia sebagai orang yang eksklusif, maka anak tersebut dengan sendirinya tentu akan bersikap intoleran ketika dewasa.

"Ini kadang orang tua menanggap 'saya tidak mengajarkan mereka untuk radikal untuk melakukan sesuatu yg berkaitan dengan jihad, teror' Tapi (pola asuh mereka) sebetulnya mereka sedang menanamkan bibit-bibit intoleran," jelasnya.

Sebaliknya, apabila anak tersebut dididik untuk membuka diri, saling toleransi dan tidak menanggap dirinya eksklusif tentu anak tersebut akan menerima masukan dan perubahan di lingkungannya.

Pada kesempatan itu, Founder Lembaga Psikologi Laksita ini mengungkapkan kebiasaan yang dilakukan ketika masih anak -anak akan terbawa hingga dewasa.

"Ketika mereka beranjak remaja pasti mereka mencari kelompok dalam rangka mengembangkan diri bersosialisasi dengan lingkungan dan sebayanya. Mereka otomatis akan memilih kelompoknya seperti apa yang diajarkan orang tuanya," katanya.

Hal tersebut didasarkan pada hasil penelitiannya, dimana gaya intoleransi yang dibawa anak remaja sejatinya terpatri ketika dia masih dididik oleh keluarganya saat usia berkembang.

"Dalam penelitian saya menunjukan aktifitas yang intoleran dan radikal itu sumbernya dari keluarga. Ketika dia di-guide (pandu) dalam tahap-tahap masa perkembangannya," katanya.

Oleh sebab itu, semestinya orang tua tak boleh kaget ketika anaknya sudah dewasa bersikap intoleran atau mengikuti paham radikal. "Jadi itu perlunya orang tua membekali anak sejak dari awal," kata Arijani Lasmawati.