Mengungkap Kebenaran Fakta dan Informasi Dalam Jurnalistik Islam

 
Mengungkap Kebenaran Fakta dan Informasi Dalam Jurnalistik Islam

LADUNI.ID, KOLOM- Sejalan dengan pendapat diatas, Al-Maraghiy mengemukakan bahwa ada di dunia ini sekelompok manusia yang mempergunakan suatu (pekerjaan) yang dapat menyebabkan dan  melalaikan manusia dari memperoleh berita yang bermanfaat dalam agamanya seperti (menyebarkan) khufarat, satire, hal-hal lucu, dan (hanya) royal bicara.

Sedangkan yang menjadi inti dalam ayat ini adalah kebohongan cerita atau berita, yang dilansir oleh orang-orang yang mempunyai iktikat jelek dengan tujuan menyesatkan umat manusia. Allah menyediakan azab yang sangat hina bagi mereka yang mempunyai sifat seperti di atas.

Dalam kanteks komunikasi, ayat ini dapat dijadikan petunjuk betapa berbahayanya jika informasi di sebaluaskan tanpa dasar-dasar kebenaran yang bertujuan menyesatkan publik.Kata lain dalam Alquran yang dapat dipergunakan mendeteksi kepalsuan informasi adalah kata iftira yang artinya mengada-ada, berpaling dan menyulap. Dalam Alquran ditemukan kata tersebut dalam berbagai bentuknya sebanyak 31 kali.

Pada surat al-Furqan ayat 4 dikemukakan Allah bahwa orang kafir menuduh ayat-ayat Alquran itu hanyalah berbohong yang diada-adakan Muhammad bersama orang lain. Dan mereka tidak akan tinggal diam dan senantiasa melakukan propaganda sampai apayang menjadi keinginan dan tujuannya tercapai; yakni tang merupakan cita-citanya.

Hal yang sama juga terlihat dalam ayat 43 surat ‘Sabda’ salah satu kisah menarik terdapat dalam surat An-Nur ayat 11-12. ÊËÈ  

Artinya: “Sesungguhnya orang –orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiapseseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu bagian azab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’min dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (QS.An-Nur:11-12)

Beranjak dari itu kebenaran fakta dalam informasi yang disampaikan kepada publik juga terkandung dalam tuntunan lafaz Alquran qaulan syadidan.

 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Aceh