Esensi Bertasawuf Di Era Badai Informasi

 
Esensi Bertasawuf Di Era Badai Informasi
Sumber Gambar: Foto (Ist)

LADUNI.ID Jakarta- Cendikiawan NU, Ulil Abshar Abdalla menyampaikan pesan penting bertasawuf di era tsunami informasi. Pria yang akrab disapa Gus Ulil itu menjelaskan, bahwa tasawuf atau jalan menuju Allah itu sangat penting untuk dipahami, dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 

"Salah satu dimensi penting dalam Islam, yang saya anggap sebagai esensi Islam, selain aqidah, ibadah dalam pengertian ibadah mahdhah atau syariah adalah yang disebut haqiqah atau esensi yang disebut tariqah atau ujungnya haqiqah lalu ma'rifat. Esensi tariqah atau jalan menuju Allah yang kemudian disebut tasawuf, esensinya menyadari sepenuhnya bahwa seluruh keberadaaan kita ini itu dasarnya adalah Allah SWT. Allah itu adalah the foundation of being. Dasar atau fondasi keberadaan kita dan seluruh alam raya ini. Kesadaran ini penting sekali, bagaimana menterjemahkan kesadaran ini, terutama dalam konteks saat ini," kata Gus Ulil, seperti yang ditayangkan oleh TV NU, Selasa 13 April 2021. Tayangan itu bertajuk; Ulil Abshar Abdalla: Apa Itu Bertasawuf di Bulan Ramadhan?

Ia melanjutkan, pentingnya bertasawuf itu adalah kita tidak mudah terombang-ambing lalui dinamika kehidupan. "Salah satunya yang penting bagi saya adalah orang yang menyadari bahwa Allah adalah dasar keberadaannya, orang ini tidak mudah terumbang-ambing. Salah satu tujuan bertauhid, ber-Tuhan satu itu, ibarat orang yang sedang naik kapal di samudera lepas, dan diterjang badai ombak yang begitu keras, adalah dia punya pegangan yang kuat," sambung Gus Ulil yang juga pengampu pengajian Kitab Ihya Ulumuddin, karya Imam Al-Ghazali ini. 

Ia mengibaratkan situasi umat manusia saat ini tengah dihadapkan oleh "badai" informasi yang kerap membingungkan dan mudah membuat banyak orang hanyut, terlena dan terbawa arus. "Sekarang ini, kita hidup di era yang sedang diterjang badai, yaitu badai informasi. Informasi yang kita terima, informasi yang seperti badai. Apa sih sebetulnya badai itu? Badai itu salah satu cirinya adalah dia datang dari segala arah. Arahnya tidak pernah bisa kita duga, tidak bisa kita prediksi dan menimbulkan kebingungan. Ketika badai datang, entah badai angin, badai salju, atau badai pasir di padang pasir misalnya, pasti membuat orang kalang kabut," ulas Gus Ulil mengibaratkan fenomena kehidupan manusia pada abad milenial. 

Itu sebabnya, tidak sedikit orang kehilangan fokus dan orientasi diri. Tasawuf, kata Gus Ulil, dapat menyadari sepenuhnya, bahwa orientasi seorang sufi dapat menyadari dan menyeleksi mana informasi sampah, informasi yang bermanfaat dan mempunyai maslahat bagi umat.  "Penting sekali kita menjadi seorang sufi di tengah-tengah badai informasi yaitu kita harus sadar betul yang kita hadapi ini bahwa tidak semua informasi yang kita terima itu informasi yang layak ditelan sehingga kita harus mampu untuk melakukan filtering out, memisah-misahkan mana yang harus dipegang dan mana yang harus dibuang. Kemampuan untuk memilah-milah seperti inilah menurut saya kualitas seorang sufi karena seorang sufi, dia sadar bahwa realitas ini hakekatnya itu cuma satu yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kebenaran itu cuma satu," beber Gus Ulil. 

Kendati proses menuju atau menjadi sufi itu tidak mudah dan perlu latihan, Gus Ulil, berharap melalui momentum bulan Ramadhan ini, kita semua dapat mengendalikan diri dan latihan untuk tidak mudah hanyut dan terbawa arus. "Karena puasa itu artinya dalam hal ini adalah menjaga diri, mengendalikan diri. Kita berharap puasa ini bisa kita hayati sebagai latihan untuk bisa mengendalikan diri tidak terombang-ambing oleh badai informasi yang sekarang sedang menerjang masyarakat kita," pungkas Gus Ulil. (Editor: Ali Ramadhan)