Tahun 1880-1891 M: Kontribusi Dayah dalam Mengusir Penjajah

 
Tahun 1880-1891 M: Kontribusi Dayah dalam Mengusir Penjajah
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta -  Dirilis dari jurnal Mudarrisuna karya Nuraini, “Potret Islam Tradisional ‘Dayah Dan Ulama Di Aceh Abad Ke-20’ dalam Perspektif Sejarah”menyatakan bahwa, Ketika Belanda ke Aceh, terdapat beberapa dayah yang telah berdiri di kawasan tersebut. Ketika perang meletus, dayah memainkan peranan penting dalam perlawanan rakyat Aceh.

Sultan dan para uleebalang tidak sanggup menjalankan roda kepemimpinan, jadi para tentara ingin pemimpin lain untuk melanjutkan perlawanan dalam rangka mempertahankan tanah air mereka. Selain itu, Teuku Panglima Polem membujuk Tgk. Abdul Wahab Tanoh Abee untuk membangkitkan semangat rakyat untuk ikut berperang.

Dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh Teuku Panglima Polem dan beberapa uleebalang yang masih ingin melanjutkan peperangan, Tgk. Chik Tanoh Abee mengatakan bahwa ia setuju dengan gerakan ini jika para uleebalang yang mengambil harta rakyat dengan cara tidak adil, maka ia menginginkan mereka untuk mengembalikan harta tersebut; sebelum berperang melawan musuh, mereka harus membersihkan diri mereka dari ketidakbenaran. Jika tidak, maka dia tidak ingin terlibat dalam peperangan ini dan murid-muridnya tidak akan diizinkan juga.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

Masuk dengan Google
Dan dapatkan fitur-fitur menarik lainnya.