Sakit Itu Nikmat dan Cara Allah Mengampuni Dosa Kita

 
Sakit Itu Nikmat dan Cara Allah Mengampuni Dosa Kita

LADUNI. ID, HIKMAH-Kehidupan ini yang kita lakoni banyak fenomena dan kejadian yang kerap menimpa kita. Diantaranya musibah, sakit dan lainnya. Sebagian orang menganggap sakit itu sebuah musibah, namun apabila kita melihat dalam perspektif agama, tentu akan bernilai lain bahkan itu merupakan nikmat yang "spesial" untuk kita hamba-Nya.

Allah SWT sangat Rahman dan Rahim kepada kita, manakala sakit menimpa kita, alangkah baiknya berhusnul dhan kepada Yang Maha Kuasa. Sakit itu sebuah nikmat dan bentuk pengampun dosa. Sakit itu harus kita kelola menjadi "rahmat" dan tidak berkeluh kesah.

Hamba yang beriman, sekali lagi bergembiralah, karena bisa jadi dengan penyakit ini kita akan bersih dari dosa bahkan tidak mempunyai dosa sama sekali, kita tidak punya timbangan dosa, kita menjadi suci sebagaimana anak yang baru lahir. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:

,“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.”

Hadits ini sangat cocok bagi orang yang mempunyai penyakit kronis yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya dan vonis dokter mengatakan umurnya tinggal hitungan minggu, hari bahkan jam. Ia khawatir penyakit ini menjadi sebab kematiannya. Hendaknya ia bergembira, karena bisa jadi ia menghadap Allah suci tanpa dosa. Artinya surga telah menunggunya.

Melihat besarnya keutamaan tersebut, pada hari kiamat nanti, banyak orang yang berandai-andai jika mereka ditimpakan musibah di dunia sehingga menghapus dosa-dosa mereka dan diberikan pahala kesabaran. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ.

”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.”

Bagaimana kita tidak gembira dengan berita ini, orang-orang yang tahu kita sakit, orang-orang yang menjenguk kita ,orang-orang yang menjaga kita sakit,  kelak di hari kiamat sangat ingin terbaring lemah seperti kita tertimpa penyakit.

 Meskipun sakit, pahala tetap mengalir

Mungkin ada beberapa dari kita yang tatkala tertimpa penyakit bersedih karena tidak bisa malakukan aktivitas, tidak bisa belajar, tidak bisa mencari nafkah dan tidak bisa melakukan ibadah sehari-hari yang biasa kita lakukan. Bergembiralah karena Allah ternyata tetap menuliskan pahala ibadah bagi kita yang biasa kita lakukan sehari-hari. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

إذا مرض العبد أو سافر كتب له مثل ما كان يعمل مقيما صحيحا

“Apabila seorang hamba sakit atau sedang melakukan safar, Allah akan menuliskan baginya pahala seperti saat ia lakukan ibadah di masa sehat dan bermukim.”

Berdasarkan paparan diatas, kita yang menimpa musibah berupa sakit, sang sakit yausedang berbaring dan beristirahat akan tetapi pahala kita terus mengalir, apalagi yang menghalangi anda untuk tidak bergembira wahai orang yang sakit.

Tidak dapat dipungkiri, sungguh sangat beruntung kita sebagai muslim yang merupakan menjadi nikmat terbesar . Apa saja yang kita lakukan, sejatinya dapat bernilai pahala yang tentunya meraup berkah. Kita belajar dan menuntut ilmu maka kita dapat pahala. Kita menikah mendapat pahala, kita bekerja untuk menghidupi keluarga pun sejatinya mencari pahala.

Semua itu tentu harus diluruskan niat dan pelaksanaan yang disertai sabar dan syukur. Salah satu nikmat yang bisa kita raih adalah ketika kita sakit. Telah disebutkan dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah seorang muslim ditimpa rasa sakit (penyakit) atau semisalnya melainkan dengan penyakit itu, Allah akan menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana daun-daun yang gugur dari pohonnya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Akhirul kalam, marilah kita jadikan apapun yang menimpa dan terjadi dalam hidup kita bernilai pahala, termasuk saat sakit dan tentunya dengan bersabar dan terus berdoa serta memperbaiki diri kita menjadi insan kamil menatap hari esok yang lebih baik.

*Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga. Dikutip dari berbagai sumber.