Biografi KH. Nurul Huda Djazuli (Pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso Kediri)

 
Biografi KH. Nurul Huda Djazuli (Pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso Kediri)

Daftar Isi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga

2.  Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Guru-guru

3.  Murid-murid
4.  Perjalanan Hidup dan Dakwah
5.  Karier
6.  Keteladanan
7.  Referensi

 

1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1. Lahir
KH. Nurul Huda Djazuli adalah putra ke-4 dari 11 bersaudara. Beliau adalah putra KH. Ahmad Djazuli Utsman dan Nyai Hj Rodliyah Djazuli.

1.2. Riwayat Keluarga KH. Hurul Huda Djazuli
Dalam pernikahannya KH. Nurul Huda Djazuli dikaruniai putra bernama KH. Muhammad 'Abdurrahman Al Kautsar atau Gus Kautsar

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Guru-guru

  1. KH. Ahmad Djazuli Utsman (Ayahanda KH. Nurul Huda Djazuli)
  2. KH. Mahrus Ali ( Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo)

3. Murid-murid
Murid-murid beliau adalah para santri di Pesantren Al Falah, Ploso Mojo Kediri

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
KH Nurul Huda Jazuli merupakan Pengasuh dari Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri dan lahir dari pasangan KH. Ahmad Djazuli Utsman dan Nyai Hj Rodliyah Djazuli yang merupakan muassis Pesantren Al Falah, Ploso Mojo Kediri. Beliau adalah putra ke-4 dari 11 bersaudara. Saudara-saudara KH. Nurul Huda Djazuli diantaranya adalah:

  1. KH. Zainuddin Djazuli (Alm)
  2. Siti Azizah (meninggal di usia 1 thn)
  3. Hadziq (meninggal di usia 9 bln)
  4. KH. Nurul Huda Djazuli
  5. KH. Hamim Djazuli atau Gus Miek (Alm)
  6. KH. Fuad Mun’im Djazuli (Alm)
  7. Mahfudz (meninggal di usia 3 thn)
  8. Makmun (meninggal di usia 7 bln)
  9. KH. Munif Djazuli (Alm)
  10. Ibu Nyai Hajjah Lailatul Badriyah Djazuli
  11. Su’ad (meninggal di usia 4 bln)

Figur KH. Nurul Huda Djazuli ini tidak asing ditelinga kita. Wali yang terkenal dalam sepanjang hidupnya Mengaji, mengaji dan mengaji. Yang senantiasa memberikan pengajian tanpa mengenal kamus libur. Sosok Kyai sepuh yang penuh wibawa. Didalam hidupnya diperuntukkan untuk mengaji belajar dan mengaji lagi.

KH. Nurul Huda Djazuli  tekun mengajar, mengaji dan ngopeni santri. beliau selalu mengajarkan Kitab Shohih Bukhari, dan Tafsir Jalalain dan kabarnya pun hingga di usia yang sudah sepuh ini beliau tetap mengajarkan kitab yang sama. Ngaji, ngaji dan ngaji begitu yang terpatri dalam hati mulia beliau.
Sosok Kyai yang juga terkenal kaya raya ini, dan termasuk sesepuh dari pada Kyai-kyai Jawa Timur, banyak disowani tamu tamu dari semua kalangan, baik kalangan pejabat mulai dari tingkat gubernur sampai presiden. Fatwa-fatwa beliau didengar oleh kaumnya. Fatwa yang begitu meneduhkan dan santun, yang seringkali beliau dawuhkan adalah ; Amaliah Ilmiah, Ilmiah amaliah. Begitu dawuh yang sudah populer dikalangan masyarakat.

Ayahanda KH. Nurul Huda Djazuli, KH. Ahmad Djazuli Utsman merupakan figur kyai yang benar-benar mencintai ngaji, memiliki fanatisme akan ngaji. Beliau menghabiskan semua usianya, segenap usianya untuk khidmah kepada ngaji. KH. Ahmad Djazuli Utsman agar memiliki kedekatan dengan Allah swt mengambil tarekat yang paling berat, yang paling tidak menjanjikan yaitu tarekat ta’lim wa ta’allum (belajar dan mengajar). Beliau bersemboyan ‘Afdholu thuruq ila thoriqotu ta’lim ta’allum’. Memang seperti itu adanya, tidak ada tarekat menuju Allah swt yang lebih istimewa dibanding ngaji, dan mengajar. Kyai Djazuli tidak pernah apa pun, kecuali ngaji, ngaji, ngaji. KH. Ahmad Djazuli Utsman  itu setiap hari selalu mengingatkan putra putrinya, addunya jifah watulabiha kilab.“

Atas didikan dari ayahndanya, KH. Nurul Huda Djazuli  berpesan “Ilmu itu segalanya. Ia adalah harta dan kekayaan yang tidak mungkin dicuri, dirampok, digasak, dan dijambret. Ia akan selalu berada di manapun kita berada. Oleh karena itu, mari kita mengaji.”

KH Nurul Huda Jazuli juga diketahui selalu berpesan tentang pentingnya memondokkan anak di pondok pesantren.

KH. Nurul Huda Jazuli juga kerap sekali berpesan bahwa Nahdlatul Ulama merupakan pesantren besar, sehingga tidak ada alasan bagi para santri untuk tidak menjaga dan mengurus NU.

 Lebih lanjut lagi, KH. Nurul Huda Djazuli berulang kali mengatakan kepada Putra-putri nya bahwa dunia itu bangkai, pencari dunia itu seperti anjing. “Perkataan ini bukan berarti tidak butuh sama sekali dengan dunia, tidak seperti itu. Maksudnya supaya kita jangan memperdalam fi hubbid dunya. Fi hubbid dunya jangan memperdalam, jangan terlanjur cinta dunia. Sehingga tidak mengerti sholat, tidak mengerti ngaji, tidak mengerti nasehat, tidak mengerti kewajiban,”.

Maka dari itu, kyai yang juga merupakan Mustasyar PBNU tersebut berpesan agar para santri jangan minder, jangan khawatir nanti setelah pulang mondok mau makan apa. Ia menegaskan agar para santri percaya kepada Allah yang akan memberikan rezeki yang banyak, rezeki yang halal, rezeki yang berkah, serta akan mengangkat menjadi orang yang mulia.

“Ngaji itu lebih utama daripada melaksanakan shalat seribu rakaat. Wa ‘iyadatil alfi maridh artinya menjenguk seribu pasien. wa hudhuri alfi janazah artinya itu lebih utama dari mengantarkan seribu jenazah,” .

KH. Nurul Huda Djazuli menjelaskan bahwa ketika nabi mengucapkan hadits tersebut para sahabat kaget, masa lebih utama daripada seribu rakaat. Lalu salah satu sahabat bertanya, “Dan apakah lebih utama juga daripada membaca Qur’an wahai Rasulullah?”

Secara politis Rasulullah SAW menjawab, “Untuk mengetahui manfaat Al-Qur’an, (harus) menggunakan ilmu”.

“Jadi, membaca saja tapi tidak tahu artinya, nah tentu itu tidak bisa sempurna dari segi manfaat. Kamu boleh tahfidz Al-Qur’an, tetapi kamu harus paham Al-Quran itu bagaimana maunya. Al-Qur’an berkata bagaimana, maksudnya bagaimana. Nah itulah perlu dipelajari. Alhasil, ilmu itu segala-galanya, al ilmu itu nur, al-ilmu nur (ilmu itu cahaya), al-ilmu muhimmun jiddan (Ilmu itu sangatlah penting),” pungkasnya.

KH. Nurul Huda Djazuli juga dalam suatu acara memberikan nasehat-nasehat kepada para Santri, diantaranya adalah :

  1. Para Santri dan Para alumni Tetaplah selalu waspada dan kompak, karena Banyak pihak yang tidak suka terhadap pondok pesantren.
  2. Para Santri harus sabar dalam berjuang mempertahankan kesantriannya.
  3. Para Santri Harus selalu berdo'a. Do'a adalah Sihamull lail. (panah malam yang tidak diketahui orang lain keampuhannya)
  4. Para Santri Jangan sampai over akting hingga menyebabkan kerugian, seperti kejadian-kejadian akhir akhir ini di negara kita.
  5. Kecurigaan orang-orang diluar Islam pada ummat islam sangat luar biasa, seperti curiga akan menjadikan jakarta sebagai ibukota bersyari'at. Padahal selama NU exist, hal itu tidak akan pernah terwujud.
  6. Pesantren dan santri harus rukun, kompak dari manapun asalnya serta apapun almamater.
  7. Pondok Pesantren adalah milik ummat, jikalau ada tokoh Kyai yang mengaku pondok adalah miliknya, berarti kyai tersebut kemajon.
  8. Para gus yang punya pondok jangan suka/Demen dipanggil gus, tapi gak mau ngaji, jama'ah dan lain sebagainya. Maka jika memang demikian, pengakuan gus tersebut tidaklah berarti apa-apa.
  9. Santri Harus belajar nyambut gawe, ( tis'ata a'syar rizki/ 90 % rizki berada di dalam pasar/dagang)
  10. Santri harus berbisnis dan tidak boleh malu. Yang penting niatnya benar (mencari bekal untuk sangu anaknya mondok, niat agar tidak minta-minta (ngemis), karena meminta-minta berarti membuka 70 pintu kemiskinan).
  11. Kulo niki seneng nyambut damel. Tapi tetep ngaos.
  12. Bekerja itu tidak menyebabkan hina,

5. Karier KH. Nurul Huda Djazuli

  1. Menjadi Pengasuh  Pesantren Al Falah, Ploso Mojo Kediri.
  2. Menjadi anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode saat ini.

6. Keteladanan KH. Nurul Huda Djazuli
Sosok KH. Nurul Huda Djazuli ini tidak asing ditelinga kita. Wali yang terkenal dalam sepanjang hidupnya Mengaji, mengaji dan mengaji. Yang senantiasa memberikan pengajian tanpa mengenal kamus libur. Sosok Kyai sepuh yang penuh wibawa. Didalam hidupnya diperuntukkan untuk mengaji belajar dan mengaji lagi.

KH. Nurul Huda Djazuli  tekun mengajar, mengaji dan ngopeni santri. beliau selalu mengajarkan Kitab Shohih Bukhari, dan Tafsir Jalalain dan kabarnya pun hingga di usia yang sudah sepuh ini beliau tetap mengajarkan  kitab yang sama. Ngaji, ngaji dan ngaji begitu yang terpatri dalam hati mulia beliau.
Sosok Kyai yang juga terkenal kaya raya ini, dan termasuk sesepuh dari pada Kyai-kyai Jawa Timur, banyak disowani tamu tamu dari semua kalangan, baik kalangan pejabat mulai dari tingkat gubernur sampai presiden. Fatwa-fatwa beliau didengar oleh kaumnya. Fatwa yang begitu meneduhkan dan santun, yang seringkali beliau dawuhkan adalah ; Amaliah Ilmiah, Ilmiah amaliah. Begitu dawuh yang sudah populer dikalangan masyarakat

7. Referensi
Diambil dari berbagai sumber.

 

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya