Khutbah Jumat: Memaknai Kemerdekaan Republik Indonesia

 
Khutbah Jumat: Memaknai Kemerdekaan Republik Indonesia
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ لِلّه اَلَّذِيْ جَعَلَ اَلْأَمْنَ مِنْ أَعْظَمِ النِّعَم الَّذِي لَا تَتِمُّ مَصَالِحُ الْخَلْقِ إلَّا بِهِ وَمَقَاصِدُ الإِسْلَام. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي هَدَانَا إِلَى نُورِ السَّلَامِ, وَعَلَى آلِهِ وَأَصحَابِهِ كَالنُّجُومِ فِي العَالَم. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوا اللهَ حّقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ عَلَى الإِسلَامِ.

وَقَالَ الله تعالى اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Puji syukur, Alhadulillah, atas segala nikmat dan rahmat Allah SWT. Shalawat dan salam senantiasa terhaturkan kepada junjungan dan teladan kita, Baginda Nabi Muhammad SAW.

Dalam setiap langkah hidup yang kita jalani, marilah kita selalu berusaha meningkatkan kualitas takwa dengan bersungguh-sungguh menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Bulan Agustus adalah bulan yang sangat bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Di bulan ini Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan dari para penjajah. Setelah melalui perjalanan panjang, perjuangan ratusan tahun melawan kolonialisme, Allah SWT membuka jalan kemerdekaan. Tentu anugerah nikmat ini tak ternilai harganya. Semua orang patut bersyukur, khususnya bagi umat Islam di Indonesia.

Namun, gegap gempita kemerdekaan itu jangan sampai melalaikan substansi makna yang terkandung di dalamnya. Justru, dari sinilah kita perlu mengingatkan diri untuk bermuhasabah atau berintrospeksi diri. Sebab di dalam kemerdekaan itu pasti terkandung banyak hikmah yang tak akan ada habisnya. Lalu, bagaimana sikap terbaik dalam mengisi kemerdekaan ini?

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Allah SWT berfirman:

اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah. Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat.”

Sebagaimana ibarat peristiwa Fathu Makkah, demikian pula umat Islam memaknai kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan ini adalah anugerah Allah SWT, maka kita juga harus mengembalikan semua ini kepada Allah. Tetap selalu bertasbih, berdzikir kepada-Nya dan tak pernah lupa untuk senantiasa bertaubat atas segala kesalahan kita.

Ada sebuah Hadis yang mengingatkan kita agar tidak terbuai oleh diri kita sendiri. Rasulullah SAW bersabda:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang mengevaluasi dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.” (HR Tirmidzi)

Atas anugerah kemerdekaan yang telah dilimpahkan kepada kita Bangsa Indonesia ini, apakah membuat kita semakin mawas diri ataukah justru semakin tak tahu diri dan tidak mau peduli.

Sebagai umat Islam dan Bangsa Indonesia, bukankah kita tahu para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia itu banyak juga di antara mereka adalah para ulama. Perjuangan suci mereka dalam merebut kemerdekaan Indonesia bukanlah perkara mudah. Karena itu, jangan pernah menodai perjuangan suci itu dengan sikap serakah, merusak bangsa kita sendiri. Kita semua bertanggungjawab dalam menjaga Indonesia dan bersatu padu sesama Bangsa Indonesia tanpa pecah belah di antara kita.

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Kini Negara kita sudah aman sentosa, sudah sangat jauh lebih baik dari pada kondisi 78 tahun yang lalu. Maka, sudah seharusnya kita berterima kasih atas jasa-jasa para pahlawan terdahulu. Dan ini adalah makna syukur kita juga kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللّهَ

Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Ahmad & Tirmidzi)

Kemudian, sebagai wujud terima kasih kita kepada para pejuang terdahulu, kita harus bertekad akan merawatnya dan komitmen dalam menjaga persatuan bangsa kita. Khususnya kita sebagai umat Islam, kita tahu di dalam Al-Qur’an Allah SWT telah berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah berupa jama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, (QS. Ali Imron: 103)

Kita sebagai umat Islam, harus mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW. Beliau telah mencontohkan bagaimana hubungan sosial bisa dibangun dengan sebaik-baiknya. Kita harus bisa hidup rukun dengan semuanya, dengan tetap berprinsip pada ajaran agama.

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Terkait ayat ini, Al-Imam Abu Hayyan dalam Tafsir Al-Bahr Al-Muhith menjelaskan, perpecahan dapat mengakibatkan kehancuran yang membuat penjajahan bisa kembali lagi, baik dari bangsa sendiri maupun dari orang lain.

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Jika penjajahan terjadi kembali, maka tentu akan mengganggu keamanan dan kedamaian masyarakat. Lalu kondisi yang demikian itu juga akan mengganggu setiap orang dalam menjalankan ibadahnya.

اَلجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ. أَوْ كَمَا قَالَ

Persatuan adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (HR. Al-Qadha’i)

Begitu kata Nabi atau sebagaimana apa yang dikatakannya.

Dengan demikian, kita akan semakin memahami bahwa terjaganya persatuan bangsa kita dan amannya negara, membuat kita semakin mudah untuk menyebarkan ajaran Islam dan menebarkan kebaikan seluas-luasnya kepada semua.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُم فِى القُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِفَهْمِهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Khutbah Jumat II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ اللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

***

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر


Oleh Abd. Hakim Abidin, MA.
(Rais ‘Amm Pesantren Mambaus Sholihin, Gresik 2014-2015, dan Pendiri Zawiyah Ar-Rifaiyah, Ciputat)
___________

Editor: Atthallah Hareldi