Prabowo akan Pakai Gagasan Ibnu Khaldun untuk Rasio Pajak

 
Prabowo akan Pakai Gagasan Ibnu Khaldun untuk Rasio Pajak

 

LADUNI.ID,EKONOMI- Tim sukses Prabowo-Sandi, Dradjad Wibowo mengatakan akan menggunakan gagasan dan observasi Ibnu Khaldun untuk mencapai target rasio pajak 16 persen. Sejumlah langkah akan diambil untuk mencapai target tersebut.

Dradjad mengatakan rasio pajak dalam arti sempit yang dicapai oleh Ditjen Pajak (DJP), hanya sekitar 8,4% tahun 2017. Sementara rasio pajak dalam arti luas pada akhir pemerintahan SBY mencapai 13,7% tahun 2015.

“Prabowo menargetkan 16% juga, untuk rasio pajak dalam arti luas, dalam waktu 5 tahun,” kata Dradjad kepada Republika.co.id, Sabtu (19/1).

Dradjad mengakui menaikkan rasio pajak itu adalah pekerjaan yang amat sangat berat sekali. Ini karena basis pajak Indonesia masih relatif rendah. Kondisi ini antara lain disebabkan kesadaran dan ketaatan pajak yang rendah.

"Oleh sebab itu, kita harus berani mengambil langkah terobosan dalam menaikkan basis pajak. Langkah pertama yang ditempuh adalah memanfaatkan Kurva Laffer,” ungkap Dradjad.

Dijelaskannya, kurva ini diperkenalkan oleh Arthur B. Laffer. Ia adalah ekonom Amerika Serikat yang pernah menjadi anggota Economic Policy Advisory Board dari Presiden Ronald Reagan.

"Dan perlu diketahui, Laffer secara terbuka mengakui bahwa kurva tersebut mengambil gagasan dan observasi dari Ibnu Khaldun,” kata anggota Dewan Kehormatan PAN tersebut.

Inti dari observasi Ibnu Khaldun itu adalah bahwa pada awal dinasti diperoleh penerimaan perpajakan yang besar dari penilaian atau tarif yang rendah. Pada akhir dinasti, penerimaan perpajakannya rendah, berasal dari tarif yang tinggi.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN