Tahun 685-695 M: Perjalanan Ambisius Kaisar Baru Byzantium

 
Tahun 685-695 M: Perjalanan Ambisius Kaisar Baru Byzantium
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pada tahun 685 Masehi, kondisi pemerintahan Bani Umayyah di tanah Arab sedang mengalami masa kesulitan. Hal ini disebabkan oleh berbagai peristiwa yang menimbulkan keraguan di kalangan umat Muslim terhadap kepercayaan pada Bani Umayyah.

Ketidakstabilan politik dan konflik internal, serta kebijakan yang kontroversial yang diambil oleh pemerintah, telah menggerus kepercayaan rakyat terhadap khalifah Bani Umayyah.

Dalam situasi seperti itu, sudah jelas bahwa Islam mengalami kelemahan dari segi militer karena sibuk menghadapi berbagai pemberontakan, termasuk pemberontakan di wilayah Hijaz oleh Abdullah bin Zubair. Fokus pemerintahan Bani Umayyah untuk menangani pemberontakan internal mengurangi daya dukung mereka dalam pertahanan terhadap ancaman dari luar.

Sementara itu, perubahan mulai terjadi di Kekaisaran Romawi Timur. Kaisar sebelumnya telah digantikan oleh penerusnya. Setelah kematian Konstantinus IV, anak sulungnya, Justinian II, naik takhta sebagai kaisar.

Kaisar Baru

Sumber-sumber sejarah menyatakan bahwa Justinian II naik tahta pada usia 16 tahun. Dia memiliki ambisi yang besar untuk mengembalikan kejayaan Kekaisaran Romawi pada masa lalu. Memanfaatkan situasi sulit yang dihadapi oleh Bani Umayyah, Justinian II dan pasukannya melakukan serangkaian serangan kecil terhadap wilayah kekuasaan mereka

Salah satu daerah yang menjadi target mereka adalah Armenia dan Iberia yang telah dikuasai oleh Bani Umayyah. Pada tahun 686 Masehi, Justinian II mengirim panglima militernya yang bernama Leontinus untuk melakukan kampanye di daerah tersebut dengan tujuan mengembalikannya ke dalam kekuasaan Kekaisaran Romawi bersama dengan kehadiran Kaisar yang baru.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN