Kualitas Diri dan Kualitas Nasab

 
Kualitas Diri dan Kualitas Nasab

LADUNI.ID - Sebuah kutipan Arab mengatakan

ﻦ اﺑﻦ ﻣﻦ ﺷﺌﺖ ﻭاﻛﺘﺴﺐ ﺃﺩﺑﺎ # ﻳﻐﻨﻴﻚ ﻣﺤﻤﻮﺩﻩ ﻋﻦ اﻟﻨﺴﺐ
اﻥ اﻟﻔﺘﻰ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ: ﻫﺎ ﺃﻧﺎ ﺫا# ﻟﻴﺲ اﻟﻔﺘﻰ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ: ﻛﺎﻥ ﺃﺑﻲ

"Jadilah kamu anak siapa saja dan belajarlah sastra, maka keterpujiannya akan membuatmu tak butuh nasab.

Sesungguhnya seorang pemuda adalah orang yang berkata "inilah aku", bukan dia yang berkata "bapakku begini begitu".

Konon, Hajjaj bin Yusuf, Sang Penguasa diktator yang cerdas tapi kejam di Masa Bani Umayyah itu, membacakan syair tersebut ketika prajuritnya urung membunuh tiga pemuda yang ia perintahkan agar dieksekusi. Usut punya usut ternyata sewaktu diinterogasi ketiga pemuda itu mengucap syair indah yang isinya seolah mereka anak orang terpandang.

Dalam bentuk syair yang bagus, pemuda pertama berkata bahwa ia anak dari tokoh yang para bangsawan dari kalangan habaib tertunduk padanya. Pemuda kedua berkata bahwa ia anak dari tokoh yang dikerumuni banyak orang, ada yang berdiri dan duduk di sampingnya. Pemuda ketiga berkata bahwa dia adalah anak dari tokoh yang meratakan barisan yang tak lurus dengan pedangnya.

Hajjaj tertawa terbahak-bahak mendengar cerita prajurit itu karena dia tahu bahwa pemuda pertama adalah anaknya tukang bekam, pemuda kedua adalah anaknya tukang penjual makanan di pasar dan pemuda ketiga adalah anaknya tukang tenun. Setelah itu ia memberi instruksi:

علـموا أولادكم الأدب فوالله لـولا فصـاحتهم لقـطعت أعـناقهـم
"Ajari anak-anak kalian sastra. Demi Allah seandainya bukan karena kefasihan mereka, maka sudah kupotong leher mereka itu".

Setelah memberi instruksi lalu dia membaca syair tentang sastra dan nasab di atas.

Sebagai informasi, banyak orang mengartikan kata أدب di syair di atas sebagai akhlak sebab konteks syair itu tak banyak diketahui. Sebenarnya أدب yang dimaksud adalah sastra atau kemampuan berbahasa arab yang baik. Sudah maklum bahwa keelokan tutur kata seseorang akan mencerminkan kelas pengucapnya. Tingkat pendidikan dan wawasan biasanya juga terlihat dari kemampuan seseorang menyusun kata-kata yang baik. Kalau akhlak, ya mencerminkan orang baik, begitu saja tak mesti orang berkelas.

Pesan moral dari sang diktator: Jadilah orang berkualitas, jangan jadi orang yang bisanya membanggakan kualitas bapaknya.