Kala Kelelawar Ditegur Nabi Sulaiman dan Kemalasannya

 
Kala Kelelawar Ditegur Nabi Sulaiman dan Kemalasannya

 LADUNI. ID, KOLOM-Dikisahkan pada zaman Nabi Sulaiman saat mempersiapkan istana dalam sebuah acara besar diadakan gotong royong massal semua jenis makhluk diperintahkannya  untuk melaksanakannya termasuk hewan (binatang) . 

Kegiatan tersebut dibagi dalam beberapa fase, giliran pertama yang gotong royong jenis makhluk bernama hewan. 

Namun anehnya hanya kelelewar (semacam kampret istilah populer dewasa ini)  tidak ikut anjuran tersebut untuk bergotong royong sehingga mengundang protes binatang dan dilaporkan kepada Nabiyullah Sulaiman bahwa kelelawar  tidak ikut bergotong royong. 

Singkat cerita dipanggillah kelelawar, kenapa tidak ikut bergotong royong tanya nabi Sulaiman. Apakah kamu bukan hewan wahai kelelawar"?tanya nabi Sulaiman

"Saya ini burung, bukan binatang(hewan)," jawab kelelawar dengan pergerakan melepaskannya sayapnya. "Saya ini burung bukan hewan,sayakan bersayap, " ujar kelelawar  diiringi aksi beou sietnya. Nabi Sulaiman menerima alasan itu. 

Selanjutnya di kesempatan yang lain, Nabi Sulaiman menyuruh seluruh hewan untuk bergotong royong, ternyata lagi-lagi kelelawar tidak ikut dan mendapatkan protes dari  burung  yang lain.

 Dipanggillah kembali dan bertanya kenapa tidak bergotong royong,  dimana kemarin dengan alasan burung tidak ikut gotong royong kini hewan juga tidak ikut gotong royong.

Kelelawar menjawab dengan membentuk dirinya bukan sebagai ciri burung namun bertingkah seperti hewan dan mengumbar penampakan  telinga dan sayap tidak dilepaskan:

"Saya bukan burung tapi hewan dan ini terlinga bahwa saya hewan .." jawabnya dihadapan nabi Sulaiman ..... Ini pasti mendapatkan protes dari burung lainnya dimana kelelawar banyak beralasan dengan kemalasannya walaupun dia diberikan keistimewaan dengan bentuk bercirikan hewan dan burung...

Ternyata sang kelelawar itu atau semacam kampret itu sosok makhluk yang malas dan beralasan seribu argumen menghindari diri dari perintah seperti cerita diatas, bahkan pemalas itu biasanya dibenci banyak orang.
Padahal banyak kelebihan kampret diberikan Allah SWT. Lantas kita mengikuti dan meneladani tipikal dan akhlak seperti kempret (kelelawar) itu? 

**Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Sumber:Almukarram Abu Ishak Langkawi