Sikap Terbaik ketika Mendapat Perlakuan Buruk Orang Lain

 
Sikap Terbaik ketika Mendapat Perlakuan Buruk Orang Lain
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Secara hukum dalam literatur fikih kita adalah diperbolehkan membalas setimpal kepada orang yang berbuat buruk kepada kita. Namun dalam kemuliaan akhlak hal tersebut tidak dianjurkan. Demikian itu banyak diteledankan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. 

Dalam sebuah Hadis diriwayatkan sebuah kisah menarik berikut ini:

ﻭَﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ قال، أَﻥَّ ﺭَﺟُﻼً ﺷَﺘَﻢَ ﺃﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَاﻟﻨَّﺒِﻲُّ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺟَﺎﻟِﺲٌ، ﻓَﺠَﻌَﻞَ اﻟﻨَّﺒِﻲُّ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻳَﻌْﺠَِﺐُ ﻭَﻳَﺘَﺒَﺴَّﻢُ

"Abu Hurairah berkata bahwa ada seseorang yang mencaci maki Abu Bakar, sementara Nabi SAW duduk, ketika itu Nabi pun kagum dan tersenyum."

ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺭَﺩَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺑَﻌْﺾَ ﻗَﻮْﻟِﻪِ، ﻓَﻐَﻀَﺐَ اﻟﻨَّﺒِﻲُّ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻭَﻗَﺎﻡَ

"Ketika orang tersebut terus mencaci maki, maka Abu Bakar membalas sebagian perkataannya. Ketika itu, maka Nabi SAW marah dan berdiri."

ﻓَﻠَﺤِﻘَﻪُ ﺃَﺑُﻮْ ﺑَﻜْﺮٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ اﻟﻠﻪ، ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺸْﺘُﻤُﻨِﻲْ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﺟَﺎﻟِﺲٌ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺭَﺩَﺩْﺕُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺑَﻌْﺾَ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ﻏَﻀَﺒْﺖَ ﻭَﻗُﻤْﺖَ؟ ﻗَﺎﻝَ: ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣَﻠَﻚٌ ﻳَﺮُﺩُّ ﻋَﻨْﻚَ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺭَﺩَﺩْﺕَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺑَﻌْﺾَ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ﻭَﻗَﻊَ اﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ، ﻓَﻠَﻢْ ﺃَﻛُﻦْ ﻷَﻗْﻌُﺪُ ﻣَﻊَ اﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ

"Kemudian Abu Bakar menemui Nabi, dan berkata, 'Wahai Rasulullah, orang itu mencaci maki saya dan engkau duduk. Ketika aku membalas sebagian perkataannya maka engkau marah dan berdiri?' Nabi menjawab, 'Sungguh ada malaikat bersamamu yang membelamu. Tetapi ketika engkau membalas sebagian perkataannya maka datanglah setan. Dan aku tidak mau duduk bersama setan.'"

Hadis tersebut terdapat di dalam Kitab Majma' Az-Zawaid yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Thabrani. 

Dalam konteks yang sama, sering kali Rais 'Aam PBNU, KH. Miftahul Akhyar berpesan sebagaimana uraian di atas dengan menyampaikan Hadis berikut ini:

ﻋَﻦْ ﺣُﺬَﻳْﻔَﺔَ ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: ﻻ ﺗَﻜُﻮْﻧُﻮْا ﺇِﻣَّﻌَﺔً، ﺗَﻘُﻮْﻟُﻮْﻥَ: ﺇِِﻥْ ﺃَﺣْﺴَﻦَ اﻟﻨَّﺎﺱُ ﺃَﺣْﺴَﻨَّﺎ، ﻭَﺇِﻥْ ﻇَﻠَﻤُﻮْا ﻇَﻠَﻤْﻨَﺎ، ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻭَﻃِّﻨُﻮْا ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ، ﺇِﻥْ ﺃَﺣْﺴَﻦَ اﻟﻨَّﺎﺱُ ﺃَﻥْ ﺗُﺤْﺴِﻨُﻮْا، ﻭَﺇِﻥْ ﺃَﺳَﺎءُﻭْا ﻓَﻼَ ﺗَﻈْﻠَﻤُﻮْا "

"Diriwayatkan dari Hudzaifah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah engkau (plin plan) tidak teguh pendirian. Kalian berkata, 'Jika mereka berbuat baik maka kami juga berbuat baik. Jika mereka menganiaya kami maka kami aniaya mereka.' Tapi teguhkan diri kalian. Jika mereka melakukan kebaikan maka balaslah kebaikan mereka. Jika mereka berbuat buruk maka janganlah kalian berbuat aniaya.'" (HR. At-Tirmidzi)

Demikianlah sikap terbaik yang diteladankan oleh Rasulullah SAW dan sahabatnya. Memang tidak mudah menjadi manusia ideal yang sangat baik sebagaimana Baginda Nabi Muhammad SAW. Tetapi tidak disalahkan juga, ketika tidak mampu berbuat demikian dengan membalas keburukan orang lain secara setimpal dan tidak boleh berlebihan. Namun demikian, bukan tanpa alasan Rasulullah SAW menegaskan untuk memilih sikap terbaik dalam menghadapi keburukan orang lain, karena pada hakikatnya setiap orang pun dapat melakukannya. Sebab, tidak mungkin Rasulullah SAW memerintahkan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh umatnya. Wallahu 'Alam bis Showab. [] 


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 27 Maret 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ustadz Ma'ruf Khozin

Editor: Hakim