Tuntunan Lengkap Cara Masuk Islam

 
Tuntunan Lengkap Cara Masuk Islam
Sumber Gambar: Kalimat Syahadat

Laduni.ID, Jakarta – Sebagai seorang muslim kita meyakini bahwa Islam adalah agama yang paling benar di sisi Allah. Artinya, Islam satu-satunya agama yang hak dan direstui Allah SWT dan satu-satunya jalan keselamatan di hari akhirat kelak. Meski demikian, kita tetap dianjurkan untuk menghargai keyakinan orang yang tidak memeluk agama Islam. Untuk menjadi seorang muslim itu sangatlah mudah. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Kitab Al-Ghunyah menjelaskan tentang cara-cara masuk Islam.

أولا أن يتلفظ بالشهادتين: لا إله إلاالله، محمد رسول الله ويتبرأ من كل دين غير دين الإسلام، ويعتقد بقلبه وحدانية الله تعالى....ثم يجب عليه الغسل للإسلام لما روى أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر ثمامة بن أثال وقيس بن عاصم لما أسلما بالغسل...ثم تجب عليه الصلاة لأن الإيمان قول وعمل، لأن القول دعوى والعمل هو البينة، والقول صورة والعمل روحه

Artinya: “Pertama, melafalkan dua kalimat syahadat, la ilaha illallah muhammad rasulullah/tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Berlepas diri dari agama selain Islam. Meyakini dalam hatinya keesaan Allah SWT. Kemudian diwajibkan mandi sebagaimana Rasulullah memerintahkan mandi Tsumamah bin Utsal dan Qis bin ‘Ashim ketika masuk Islam. Kemudian diwajibkan shalat karena iman mesti berbarengan antara perkataan dan perbuatan, sebab perkataan ibarat klaim dan amal sebagai bukti. Perkataan merupakan bentuk formal, sementara amalan substansi atau ruhnya.”

Adapun bacaan 2 Kalimat Syahadat dan artinya sebagai berikut:

أشهدُ أنْ لا إلهَ إلا اللهُ وأشهدُ أنَّ محمدًا رسولُ اللهِ

Asyhadu an La Ilaha Illa Allah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Artinya: “Aku bersaksi tidak ada tuhan yang patut disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu Utusan Allah”.

Anda dapat megucapkan kata di atas sendirian dan sudah menjadi muslim. Namun akan lebih ideal apabila mengucapkannya di depan beberapa saksi. Akan lebih baik lagi kalau di sebuah masjid atau pesantren. Kalau Anda seorang Tionghoa, anda dapat mengucapkan itu di kantor PITI terdekat supaya mendapat pengesahan formal atau datang ke kantor Kementerian Agama atau datang ke kantor Organisasi Masyarakat seperti NU (Nahdlatul Ulama) terdekat.

Baca Juga: Hukum Mengajarkan Al Qur'an kepada Non Muslim

Imam Nawawi dalam Raudhah At-Tolibin menyatakan:

وقال الشافعي في موضع إذا أتى بالشهادتين صار مسلما

Artinya: Imam Syafi'i berkata, "Apabila seseorang mengucapkan dua kalimah syahadat, maka ia menjadi muslim."

Ada baiknya anda masuk Islam dengan bantuan seorang ustadz, ulama atau kyai dari kalangan NU (Nahdlatul Ulama). Pastikan ustadz tersebut dari kalangan non-Wahabi agar anda tidak terjebak ke doktrin ekstrim mereka. 

Baca Dua Kalimat Syahadat Dengan Bahasa Terjemah Atau Selain Arab

Hukumnya sah masuk Islam dengan membaca dua kalimat syahadat dalam bahasa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa lokal lainnya. Imam Nawawi dalam Raudhatut Tholibin, hlm. 8/282, menyatakan:

يصح إسلام الكافر بجميع اللغات ، ذكره صاحب " الشامل " وغيره ، ويشترط أن يعرف معنى الكلمة . فلو لقن العجمي الشهادة بالعربية ، فتلفظ بها وهو لا يعرف معناها ، لم يحكم بإسلامه ، وإذا تلفظ العبد بالإسلام بلغته ، وسيده لا يعرف لغته ، فلا بد ممن يعرفه بلغته ليعتقه عن الكفارة .

قلت : إسلامه بالعجمية صحيح ، إن لم يحسن العربية قطعا ، وكذا إن أحسنها على الصحيح . والوجه بالمنع مشهور في صفة الصلاة من " التتمة " وغيره ، ويكفي السيد في معرفة لغة العبد قول ثقة ، لأنه خبر ، كما يكفي في معرفة قول المفتي والمستفتي . - والله أعلم .

Artinya: Sah (masuk) Islam-nya orang kafir dengan (membaca syahadat) semua bahasa sebagaimana disebutkan oleh penulis kitab Al-Syamil dan lainnya. Disyaratkan ia harus mengetahui makna kalimat. Apabila seorang non-Arab menuntun bacaan Syahadat dengan bahasa Arab, lalu mualaf itu melafalkan (mengucapkan)-nya tanpa memahami maknanya, maka tidak dihukumi Islam. Apabila seorang hamba sahaya melafalkan keislaman dengan bahasanya sendiri sedangkan tuannya tidak tahu bahasa itu, maka harus ada orang yang tahu bahasa tersebut

Menurut saya (Imam Nawawi): Islamnya (dengan bacaan syahadat) bahasa non-Arab itu sahih apabila tidak bisa bahasa Arab sama sekali. Begitu juga apabila bisa bahasa Arab menurut pendapat yang sahih...

Cara Masuk Islam Orang Bisu

Para ulama telah sepakat bahwa Allah SWT tidak akan memberikan beban taklif kepada para hamba-Nya melebihi batas kemampuanya. Ini merupakan prinsip umum dalam hukum Islam dan merupakan bentuk karunia serta rahmat Allah SWT. Kesepakatan para ulama tersebut salah satunya didasarkan kepada firman Allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 286:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَ

Artinya: " Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya"

 

يصح إسلام الأخرس بالإشارة المفهمة . وقيل : لا يحكم بإسلامه إلا إذا صلى بعد الإشارة ، وهو ظاهر نصه في الأم والصحيح المعروف الأول ، وحمل النص على ما إذا لم تكن الإشارة مفهمة . 

Artinya: Sah Islamnya orang yang bisu dengan isyarah yang dapat dimengerti. Satu pendapat menyatakan: Tidak sah Islamnya kecuali apabila ia shalat setelah memberi isyarat. Ini adalah nash Imam Syafi'i dalam Al-Umm. Pendapat yang sahih yang masyhur adalah yang pertama. Sedangkan nash Imam Syafi'i itu dikaitkan pada kasus apabila isyaratnya tidak dimengerti. (Lihat Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, Raudlatut Thalibin wa ‘Umdatul Muftiyin, Beirut, Al-Maktab Al-Islami, juz VII, halaman 282).

Perlukah Deklarasi Bara'ah (Pembebasan Diri) Dari Agama Sebelumnya?

فرع ذكر الشافعي - رضي الله عنه - في " المختصر " في هذا الباب أن الإسلام أن يشهد أن لا إله إلا الله ، وأن محمدا رسول الله ، ويبرأ من كل دين خالف الإسلام ، واقتصر في مواضع على الشهادتين ، ولم يشترط البراءة ، فقال الجمهور : ليس فيه خلاف ، بل إن كان الكافر ممن يعترف بأصل رسالة نبينا محمد - صلى الله عليه وسلم - كقوم من اليهود يقولون : مرسل إلى العرب فقط ، فلا بد من البراءة ، وإن [ ص: 283 ] كان ينكر أصل الرسالة كالوثني ، كفى في إسلامه الشهادتان . قال الشيخ أبو حامد : وقد رأيت هذا التفصيل منصوصا عليه في كتاب " قتال المشركين " ، ونقل الإمام خلافا للأصحاب ، وفي اشتراط البراءة قال : والأصح عدم الاشتراط .

قلت : في المسألة ثلاثة أوجه ، حكاها صاحب " الحاوي " . والصحيح التفصيل المذكور ، والثاني : أن التبرؤ شرط مطلقا ، والثالث : أنه يستحب مطلقا . - والله أعلم .

والمذهب الذي قطع به الجمهور ، أن كلمتي الشهادتين لا بد منهما ، ولا يحصل الإسلام إلا بهما ، وحكى الإمام مع ذلك طريقة أخرى منسوبة إلى المحققين ، أن من أتى من الشهادتين بكلمة تخالف معتقده ، حكم بإسلامه ، وإن أتى منهما بما يوافقه ، لم يحكم ، فإذا وحد الثنوي ، أو قال المعطل : لا إله إلا الله ، جعل مسلما ، وعرض عليه شهادة الرسالة ، فإن أنكر ، صار مرتدا . واليهودي إذا قال : محمد رسول الله ، حكم بإسلامه ، وحكى عن هذه الطريقة خلافا في أن اليهودي أو النصراني إذا اعترف بصلاة توافق ملتنا ، أو حكم يختص بشريعتنا ، هل يكون ذلك إسلاما ؟ وقال : ميل معظم المحققين إلى كونه إسلاما ، وعن القاضي حسين في ضبطه ، أنه قال : كلما كفر المسلم بجحده ، صار الكافر المخالف له مسلما بعقده . ثم إن كذب غير ما صدق به ، كان مرتدا ، والمذهب المعروف ما قدمناه .

فرع استحب الشافعي - رضي الله عنه - أن يمتحن الكافر عند إسلامه بإقراره بالبعث بعد الموت 

Artinya: "Imam Syafi'i menuturkan dalam Al-Muktashar bahwa (cara masuk) Islam itu adalah bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad Utusan Allah, dan membebaskan diri dari agama yang berlawanan dengan Islam. Di sejumlah tempat, Imam Syafi'i mencukupkan dengan dua kalimah syahadat saja tanpa mensyaratkan bara'ah (membebaskan diri). Jumhur berkata: tidak ada perbedaan soal ini. Bahkan apabila si kafir mengakui asal kerasulan Nabi Muhammad seperti sebagian kaum Yahudi di mana mereka berkata "Muhammad diutus untuk orang Arab saja" maka harus ada bara'ah. Apabila mengingkari asal risalah seperti kafir Watsani, maka masuk Islamnya cukup dengan dua kalimah syahadat. Syaikh Abu Hamid berkata: Aku melihat rincian ini merupakan nash Imam Syafi'i dalam kitab "Qital Al-Musyrikin". Al-Imam menukil yang berbeda dengan ulama Syafi'i. Tentang syarat adanya bara'ah, pendapat yang paling sahih adalah tidak disyaratkan."

Menurut pendapatku (Imam Nawawi), dalam soal (bara'ah) ini ada tiga pendapat sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Hawi. Pertama, yang sahih adalah rincian di atas. Kedua, menjadi syarat secara mutlak. Ketiga, sunnah secara mutlak.

Imam Syafi'i menghukumi sunnah menguji orang kafir ketika masuk Islam dengan pengakuan hari kebangkitan setelah mati.

Baca Juga: Non Muslim Mengucap Kalimat Syahadat Sebelum Meninggal Dunia, Apakah Masuk Islam?

Keutamaan Non Muslim yang Masuk Islam (Dosa Masa Lalu Dihapus)

Seorang non-msulim dari agama apapun dia berasal baik dari Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, Konghucu, Atheis, Shinta, Bahai, Zoroastrian, Yahudi, dll, maka ketika masuk Islam seluruh dosa-dosa masa lalunya akan terhapus sebagaimana bayi yang baru lahir berdasarkan dalil-dalil berikut: Q.S. Al-Anfaal 8: 38 

“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (ketetapan Allah) terhadap orang-orang dahulu.”

Hadits riwayat Nasai


إِذَا أَسْلَمَ الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلَامُهُ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ كُلَّ حَسَنَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا وَمُحِيَتْ عَنْهُ كُلُّ سَيِّئَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا ثُمَّ كَانَ بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرَةِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلَّا أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا

Artinya: Jika seorang hamba masuk Islam, lalu Islamnya baik, Allah menulis semua kebaikan yang pernah dia lakukan, dan dihapus darinya semua keburukan yang pernah dia lakukan. Kemudian setelah itu ada qishash (balasan yang adil), yaitu satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat sampai 700 kali lipat. Adapun satu keburukan dibalas dengan sama, kecuali Allah ‘Azza wa Jalla mengampuninya.

Hadits riwayat Muslim, Nabi bersabda kepada Amr bin Ash yang hendak masuk Islam

أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الْإِسْلَامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ وَأَنَّ الْهِجْرَةَ تَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلِهَا وَأَنَّ الْحَجَّ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ

Artinya: Tidakkah engkau tahu bahwa Islam menggugurkan (dosa-dosa) sebelumnya, dan bahwa hijroh menggugurkan (dosa-dosa) sebelumnya bahwa haji menggugurkan (dosa-dosa) sebelumnya.

Hadits riwayat Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah Nabi bersabda: Sungguh telah beruntung orang yang masuk Islam dan dia diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya qana’ah (ridha; menerima) dengan apa yang Dia berikan kepadanya. 

Yang wajib dan Sunnah ketika masuk Islam

Orang kafir yang baru masuk Islam diwajibkan dan disunnahkan untuk melakukan hal-hal berikut saat pertama kali masuk Islam:

1. Sunnah mandi besar
Seorang yang akan masuk Islam disunnahkan untuk mandi besar setelah itu baru melakukan persaksian dengan membaca dua kalimah syahadat. Mandi boleh juga dilakukan setelah mengucapkan kalimah syahadat.

Ulama berbeda pendapat tentang wajib atau sunnahnya mandi junub bagi mualaf yang baru masuk Islam atau bagi orang murtad yang kembali ke Islam. Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni menjelaskan perbedaan ulama madzhab empat soal ini: bahwa Madzhab Maliki menyatakan wajib mandi; madzhab Syafi'i menyatakan sunnah mandi kecuali apabila ia mengalami junub saat sebelum masuk Islam, sedangkan madzhab Hanafi dan sebagian pendapat dalam madzhab Hanbali menyatakan tidak wajib mandi alias hanya sunnah.

Adapun waktu mandinya boleh dilakukan sebelum atau sesudah membaca kalimah syahadat atau setelah masuk islam berdasarkan hadits Muadz bin Jabal riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas: 

أن النبي صلى الله عليه وسلم لما بعث معاذاً إلى اليمن قال له: إنك تقدم على قوم هم من أهل الكتاب، فليكن أول ما تدعوهم إليه أن يوحدوا الله تعالى، فإذا عرفوا ذلك فأخبرهم أن الله قد فرض عليهم خمس صلوات في يومهم وليلتهم، فإذا صلوا فأخبرهم أن الله افترض عليهم زكاة في أموالهم.

Dalam hadits ini menunjukkan dua hal: (a) mandi besar tidak wajib bagi yang baru masuk Islam; (b) mandi besar boleh dilakukan sebelum atau setelah masuk Islam.

2. Wajib Khitan bagi Laki-laki Mualaf

Khitan hukumnya wajib bagi setiap laki-laki muslim. Karena itu, pria mualaf harus melakukan khitan. Namun, apabila ada perasaan takut khitan karena faktor usia atau membahayakan, maka dapat mengikuti pendapat yang menganggap khitan itu sunnah yaitu pendapat madzhab Hanafi.