Ziarah di Makam Syekh Jumadil Kubro Semarang, Pendakwah Islam di Pulau Jawa

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Syekh Jumadil Kubro Semarang, Pendakwah Islam di Pulau Jawa

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Nama asli beliau adalah Syech Jamaludin Husein ini semula melakukan perjalanan beserta rombongan para ulama yang dari Timur Tengah dan Maroko sampai ke Indonesia. Rombongannya disebut sebagai Al-Maghribi, sebutan daerah Maghrib, Maroko. Setelah bertemu di Pasai, Aceh, rombongan langsung menuju ke Pulau Jawa, tepatnya di Semarang. Karena keteladanan akhlaknya, Syech Jumadil Kubro sangat dihormati di Kerajaan Majapahit. Dakwah beliau cukup berhasil pada masa itu.

Syekh Jumadil Kubro merupakan tokoh kunci proses Islamisasi tanah Jawa yang hidup sebelum Walisongo. Seorang penyebar Islam pertama yang mampu menembus dinding kebesaran Kerajaan Majapahit. Syeikh Jumadil Kubro bernama lengkap Syekh Jamaluddin al-Husain al-Akbar. Cucu ke-18 Beliau adalah cucu ke-18 Rasulullah Muhammad SAWdari garis Sayyidah Fatimah Az Zahrah al- Battul.

Syeikh Jamaluddin tumbuh dan berkembang di bawah asuhan ayahnya sendiri. Setelah dewasa, dia mengembara ke negeri datuknya di Hadramaut. Di sana dia belajar dan mendalami beragam ilmu dari beberapa ulama yang terkenal di zamannya.

Bahkan keilmuan yang dia pelajari meliputi Ilmu Syariah dan Tasawwuf, di samping ilmu-ilmu yang lain. Selanjutnya, ia meneruskan pengembaraannya dalam rangka mencari ilmu dan terus beribadah ke Mekkah dan Madinah. Tujuannya adalah mendalami beragam keilmuan, terutama ilmu Islam yang sangat variatif.

Setelah sekian lama belajar dari berbagai ulama terkemuka, kemudian dia pergi menuju Gujarat untuk berdakwah dengan jalur perdagangan. Melalui jaringan perdagangan itulah dia berjumpa dengan ulama lainnya yang juga menyebarkan Islam di Jawa. Kemudian beliau dakwah bersama para ulama termasuk para putra-putri dan santrinya menuju tanah Jawa.

Profil

Syech Jumadil Kubro sangat dihormati di Kerajaan Majapahit. Dakwahnya cukup berhasil pada masa itu.Tokoh yang dikenal sebagai generasi pertama Walisongo ini keturunan Rasulullah SAW, pada nasab ke-17 dari Sayyidina Husein. Beliau menikah dengan Siti Fatimah Kamar Rukmi dan memiliki 5 anak. Lalu dengan istri kedua, Siti Fatimah Binti Muchawi dan dikaruniai 16 anak. Dari keturunannya lahir cikal bakal Walisongo.

Kedua anaknya Syech Maulana Ibrahim Asmarakandi dan Maulana Ishaq melahirkan sebagian Walisongo. Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati dan Sunan Giri adalah cucunya. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah buyutnya. Sementara Sunan Kudus adalah cicitnya. 

Tak hanya di Semarang, makam atau petilasan Syech Jumadil Kubro diyakini berada di sejumlah tempat di antaranya di Mojokerto, Sleman, Jogyakarta, dan Makassar. Menurut penuturannya, Syech Jumadil Kubro memang pernah melakukan riyadhoh di Gunung Merapi untuk mencari petunjuk. Setelah itu, dia berdakwah ke berbagai daerah di Pulau Jawa.

Lokasi Makam

Makam Syekh Jumadil Kubro ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah. Tiap hari ada sekitar 50 bus rombongan peziarah mengunjungi makam Syekh Jumadil Kubro di jalan Arteri Semarang, Kecamatan Genuk. Tempat parkir makin padat saat hari Sabtu atau Minggu.

Makam Syekh Maulana Jumadil Kubro terdapat di jalan arteri Yos Sudarso No 1 Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk Kota Semarang, tepatnya di dekat pintu keluar Tol Semarang Timur. Makam ini dikelola yayasan Syeikh Jumadil Kubro sejak tahun 1995. Lokasi makam bersebelahan dengan permukiman penduduk.

Haul

Haul beliau diadakan pada bulan 15 Dzulqo'dah di tahun hijriah, haul beliau diperingati di Komplek pemakaman di Kelurahan Terboyo Kulon. Haul ini diadakan dengan kegiatan pembacaan Manaqib, Pengajian.

https://cdn2.tstatic.net/jateng/foto/bank/images/makam-syekh-jumadil-kubro-di-jalan-arteri-yos-sudarso-kecamatan-genuk-kota-semarang-ok_20170326_155646.jpg

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam  banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Kendal saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Terboyo Kulon.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam beliau, maka akan dimudahkan dalam hajatnya, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dinaikkan derajatnya, diberi kemudahan dalam mencari rezekinya.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Semarang di antaranya:
Lumpia Semarang, Wingko Babat, Bandeng Presto, Tahu Petis, Tahu Bakso Ungaran, Ayam Tulang Lunak, Kain Batik Khas Semarang, Kopi Banaran, Roti Ganjel Rel, Lontong Spekkoek Waiki.

 

 

 

 

yang Sudah Mengunjungi Ziarah di Makam Syekh Jumadil Kubro Semarang, Pendakwah Islam di Pulau Jawa

  • alfa silmy azis alfa silmy azis