Masih Seputar Jenggot

 
Masih Seputar Jenggot

LADUNI.ID - Hukum mencukur jenggot dalam pandangan ulama' mazhab masih Ikhtilaf antara yang mengharamkan [mayoritas ulama'] dan yang memakruhkan [Yang muktamad dalam madzhab Syafi'i].

Ulama juga berbeda pendapat tentang memotong jenggot yang panjangnya lebih dari satu genggaman tangan antara yang mengatakan makruh, sunat, dan mubah.

Demikian ringkasan hukum mencukur dan memotong jenggot yang ditulis Syaikh Abdul Fattah bin Qudaisy al-Yafi'i dalam Mawahibul Karim al-Fattah [Majmu'ah Tsaniyah] hlm. 77 hingga akhir kitab.

Menariknya, di akhir kitab atau makalahnya, beliau menukil dari kitab Akhbar al-Hamqa wal Mughoffalin [hlm. 29] karangan Imam Ibnul Jauzi tentang jenggot panjang yang menunjukkan kebodohan. Beliau berkata:

صفات الاحمق تقسم إلى قسمين أحدهما من حيث الصورة والثاني من حيث الخصال والافعال. ومن العلامات التي لا تخطئ طول اللحية فان صاحبها لا يخلو من الحمق
ﻭﻗﺪ ﺭﻭﻱ ﺃﻧﻪ ﻣﻜﺘﻮﺏ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺭﺓ : ﺍﻥ ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻣﺨﺮﺟﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻣﺎﻍ , ﻓﻤﻦ ﺃﻓﺮﻁ ﻋﻠﻴﻪ ﻃﻮﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﻗﻞ ﺩﻣﺎﻏﻪ , ﻭﻣﻦ ﻗﻞ ﺩﻣﺎﻏﻪ ﻗﻞ ﻋﻘﻠﻪ , ﻭﻣﻦ ﻗﻞ ﻋﻘﻠﻪ ﻛﺎﻥ ﺃﺣﻤﻖ

"Sifat orang yang pandir itu dibagi menjadi dua. Yang pertama dilihat dari bentuknya dan yang kedua dilihat dari prilaku dan perkerjaannya. Termasuk dari tanda-tanda yang tidak mungkin luput adalah panjangnya jenggot. Maka sesunggungya orang yang memiliki jenggot yang panjang pasti memiliki ketololan (pandir).

Sungguh telah diriwayatkan, bahwasanya tertulis dalam kitab Taurat: “Sesungguhnya jenggot, tempat keluarnya, adalah otak. Barangsiapa yang berlebihan panjang jenggotnya, maka sedikit otaknya. Barangsiapa yang sedikit otaknya, maka sedikit kecerdasannya. Dan barangsiapa yang sedikit kecerdasannya, maka orang tersebut adalah orang yang tolol (pandir)”.

Imam Ibnul Jauzi, selain menukil syair-syair tentang jenggot panjang yang memperlihatkan kepandiran, juga menukil pernyataan senada dari Ahnaf bin Qais, Mu'awiyah, Abdul Malik bin Marwan, Ashhabul Firasah [ulama'-ulama' yang memiliki firasah tajam], ahli hikmah, Ibn Idris, Ibn Sirin, dan Ziyad bin Abih.

Sementara al-Hafizh al-Munawi dalam Faidhul Qadir [V/194] menukil ucapan Hasan bin al-Mutsanna dan Khalifah Ma'mun tentang jenggot panjang yang menunjukkan kepandiran.

Dan dalam al-Bahr ar-Raiq [VI/287] disebutkan bahwa diantara tanda-tanda kepandiran adalah orang yang jenggotnya sangat panjang.

Dalam Hasyiyah Ibn Abdidin [VI/407] dikatakan:

اشتهر ان طول اللحية دليل على خف العقل

"Sudah masyhur bahwa jenggot panjang adalah bukti akalnya yang ringan [kurang cerdas]".

Semua pernyataan di atas dinukil lengkap oleh Syaikh Abdul Fattah bin Qudaiys al-Yafi'i.

Saya hanya menukil, tidak ada maksud lain kecuali ziayah faidah dan ilmu saja. Jadi, jangan ada pertanyaan lagi. Mohon juga jangan salah faham apalagi mempunyai faham yang salah. Hehehehe..... Saya pribadi memahami, ciri-ciri di atas berlaku bagi orang yang jenggotnya sangat panjang sebagaimana pernyataan sebagian ulama' di atas.

 

 

Tags