Iptek dan Pendidikan Karakter untuk Lebih Semiliar Anak Bangsanya

 
Iptek dan Pendidikan Karakter untuk Lebih Semiliar Anak Bangsanya

LADUNI.ID, Jakarta - Memenuhi undangan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Shandong, berangkatlah saya ke China Rabu (8/1)- Sabtu (11/1). Berangkat via Incheon, Korsel menuju ke Qingdao, Weihai, dan Jinan.

Di Qingdao kami bertemu dengan yang mengundang, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Shandong. Kami berdiskusi dengan kemungkinan kerjasama. Juga kami tanda tangan kerjasama MoU dengan  Shandong Foreign Trade Vocational College.

Sebuah kampus akademi komunitas yang hebat dan mendidik pengetahuan aplikatif, praktis,  dan teknis dengan jumlah 64 prodi. Sekolah yang mendidik calon wirausaha,  pekerja profesional, dan tenaga ahli madya.

Selain ke kolej vokasional, kami diajak berkunjung ke University of Jillin. Berkunjung ke Qingdao Automobile Research Institute. Suatu pusat riset unggulan mobil listrik. Termasuk desain dan prototipe mesin baru yang masih belum diluncurkan.

Jumat pagi (10/1) pukul 06.00, kami meluncur dari kota Qingdao menuju ke kota Jinan. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Shandong mengundang 5 pimpinan PT, yaitu : University of Jinan, Shandong University of Chinese, Shandong University of Science & Technology, dan Shandong University of Economics & Finance.

Diskusi dipimpin oleh Direktur Kerjasama International, Dinas Provinsi, Ibu Lu. Di China PT itu satker di bawah Dinas Pendidikan Provinsi. Itu sebabnya mengapa Kepala Dinas lebih powerful dan bisa memanggil rektor.

Diskusi sangat produktif dan konkret. Hal penting dalam diskusi adalah peluang kerjasama, transfer Iptek, beasiswa S2 dan S3, pertukaran pelajar, summer champ, visiting scholar, kolaborasi  riset, kemudahan LoA, curriculum dan mutual recognition, dsb.

Di tempat terpisah, kami bertamu ke Prof. Wang Zhe Min Mantan Rektor Shandong Normal University dan sekaligus jamuan makan siang. Prof. Wang Zhe Min yang ahli sejarah bercerita, bagaimana China mampu begitu cepat berubah dan mampu mengejar ketertinggalan?

Menurut Wang, ternyata paling tidak ada 3 kata kunci suksesnya, yaitu :

Kerja keras dan kerja cerdas. Tantangan untuk hidup di tengah alam yang keras di China, membuat mereka harus kerja keras melalui laku praktis dan teknis. Bagi mereka, pengetahuan teknis adalah jawabnya.

Karakter etiknya bertumpu pada tekun, disiplin, tertib, dan rapi. Menurut Wang. Banyak Guru karakter bagi bangsa China. Namun gurunya para guru mereka adalah Lao Tze/ Kong Fu Tzu/ Confucius. Banyak mutiara hidup dan tuntunan laku praktis yang diajarkan.

Etos mutu. Etos mutu itu harus ada dalam perilaku praktik. Bukan dalam pikiran. Jika etos mutu itu ada dalam pikiran saja. Maka kamu dan lingkunganmu tidak akan pernah bermutu.

Selain yang disampaikan Prof. Wang, menurut saya tradisi ilmu pengetahuan di Asia Timur memang beda dengan Barat. Tradisi ilmu pengetahuan di Indonesia adalah warisan Belanda yang sangat akademik & sangat suka dengan gelar. Pengetahuan Vokasi itu untuk butuh & pekerja kasar. Bahkan dulu dianggap tidak pantas untuk diberi gelar (non degree). Cukup hanya sd D3. Tidak ada S2 & S3. Dosennya tidak boleh Professor. Cukup sd Golongan IV-C. Semua ketentuan ini bersumber dari UUSPN 1989 & turunannya yang sangat menghinakan pendidikan vokasi. Walaupun UUSPN 1989 itu sudah tidak berlaku. Tetapi dampak & keterlambatannya masih terasa sampai sekarang.

Tradisi Barat ilmu mengalir dari agama, filsafat, ilmu, pengetahuan teknis (technology), dan rekayasa teknis (engineering). Pada tingkat sopistikasi intelektual, Barat memang kaya. Tapi sering kecepatan aplikasi praktisnya lebih lambat. Seperti kasus Samsung Vs iPhone dan Apple. Kasus aplikasi 5G antara China Vs Amerika, dan lainnya.

Tradisi ilmu pengetahuan di Asia Timur sangat kuat dipengaruhi perilaku hidup praktis dan teknis. Praktik hidup teknis memang sangat kuat. Bahkan agama dan filsafat yang abstrak di Barat. Maka di Asia Timur menjadi sangat praktis dan teknis. Sophisticated di Barat, menjadi sangat simplified di Asia Timur.

Jangankan untuk bidang ilmu saintek. Ilmu sosial pun di China dijadikan ilmu praktis dan teknis. Bila kita datang ke Hongkong  Polytechnic University kita akan ketemu dengan Department of Applied Social Sciences. Ada applied admnistration, applied quality management, applied accounting, dan sebagainya.

Itulah sebabnya mengapa Asia Timur begitu mendapat sentuhan sainstek, respon perkembangan adopts dan adaptasi sangat cepat. Respon kreasi dan innovasi sangat cepat. Membuat persaingan Barat jadi kedodoran. Pasar-pun dibanjiri oleh produk-produk unggulan dari kawasan Asia Timur.

Qingdao, Shandong, Sabtu 12/1/2020


*) Hanief Saha Ghafur, SKSG-Universitas Indonesia