Konsultasi Psikologi: Anakku Ga Mau Dengerin

 
Konsultasi Psikologi: Anakku Ga Mau Dengerin

Assalamu’alaikum wr wb

Kami punya anak perempuan, sekarang kelas 5 SD. Seringkali kalau dikasih tahu, kelihatannya memperhatikan, tapi dia akan mengulangi kesalahannya dan tidak melakukan apa yang kami minta. Kami sudah mencoba berbagai cara, mulai dengan cara halus sampai agak keras seperti memarahinya. Namun tampaknya belum banyak yang berubah dari anak kami. Mohon saran dan solusi, kira-kira gimana yang harus kami lakukan? Terima kasih atas jawabannya.

Wassalamu’alaikum wr wb

Jawaban:

Assalamu’alaikum wr wb

Terima kasih atas kunjungannya dan kesediaan berbagi dengan kami. Terkadang memang jika anak tidak mengikuti apa yang kita inginkan sebagai orang tua, bisa membuat kita menjadi tidak sabar. Namun demikian, kita sebagai orang tua harus bisa menahan diri kita dan membesarkan sabar kita ketika menghadapi anak. Berkaitan dengan permasalahan ananda, ada beberapa cara yang mungkin bisa dicoba.

Pertama, pastikan ananda memperhatikan Anda. Sebelum Anda menyampaikan apapun, buatlah ananda memperhatikan. Pastikan ananda mendengarkan Anda dan minta pendangannya mengarah sepenuhnya ke Anda. Tidak perlu juga mata ananda harus menatap mata Anda, karana di budaya Indonesia, justru hal ini dianggap sikap tidak sopan. Tapi pastikan pandangan ananda tertuju ke Anda, walaupun dengan wajah menunduk.

Kedua, pelankan suara Anda dan bicara pelan-pelan. Kita tidak perlu berteriak untuk menyampaikan keinginan kita. Bicaralah dengan lembut, sehingga ananda merasa diterima dan merasa tidak sedang dimarahi. Diharapkan dengan cara ini ananda bisa lebih mudah menuruti perintah Anda.

Ketiga, katakan dengan singkat dan bukan bertanya. Anak seringkali cenderung tidak suka jika diberikan perintah yang panjang lebar. Karena akhirnya ananda kebingungan menangkap pesan yang sebenarnya. Oleh karena itu, gunakan kata yang singkat dan to the point ke inti perintah Anda. Jangan gunakan kalimat tanya atau saran, tapi katakan saja apa yang Anda perintahkan. Misalnya, “Bereskan tempat tidurmu sebelum sekolah”.

Keempat, bersikaplah fleksibel. Jika ananda sedang asyik dengan kegiatannya, ananda akan cenderung bertahan dan tidak memperhatikan perintah Anda. Maka, orang tua perlu memberikan kelonggaran kepada anak. Tunggu sampai anak terlihat sudah tidak cukup asyik dengan kegiatannya, baru berikan perintah Anda. Jika Anda melihat ananda sangat asyik dan tidak ada jeda, Anda bisa menyampaikan batas waktu, misalnya “Satu menit lagi bunda mau bicara”. Ingatkan ananda jika batas waktu sudah lewat.

Kelima, berikan konsekuensi. Ini adalah pilihan terakhir. Lakukan langkah-langkah di atas berulang kali. Jika ananda tetap tidak memperhatikan, boleh diberikan konsekuensi. Perlu berhati-hati menerapkannya, jangan sampai ananda merasa benar-benar dihukum. Misalnya Anda memanggil, “Nak, turun…ada mangga ini..Kalau mau mangga, segera turun ya..”. Ketika anak tidak turun-turun dan ananda lama menghampiri,katakan saja, ”Maaf sudah terlambat. Besok-besok makanya kamu harus mendengar apa yang bunda katakan”. Tetap konsisten agar ananda tahu Anda mengharapkan ananda langsung bereaksi kalau dipanggil.

Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamu’alaikum wr wb 

 

Salam hormat

Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M.Psi, Psi
(Dosen Universitas Gunadarma – Instagram @fakhrurrozi)