Rajin ke Pengajian Jadi Jahat

 
Rajin ke Pengajian Jadi Jahat

LADUNI.ID, Jakarta - Manusia membawa potensi kebaikan dan kejahatan yang sama. Kebaikan atau kejahatan yang dominan dalam dirinya, dipengaruhi oleh faktor lingkungan pergaulan. Lingkungan pengajian tempat orang yang ingin menjadi baik. Akan tetapi, tidak jarang kita melihat orang setelah ikut suatu pengajian malah menjadi jahat.

Yang sering terjadi di lingkungan pengajian adalah banalitas kejahatan. Banalitas kejahatan adalah suatu situasi di mana kejahatan dirasa bukan lagi sebuah kejahatan. Memfitnah, mencaci maki, dan mencela orang yang berbeda pengajian dianggap biasa. Dianggap bagian dari dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Kohesivitas kelompok pengajian menekan individualitas anggotanya mengakibatkan orang-orang yang berada di dalamnya telah melumpuhkan akal sehat dan hati nuraninya. Ia kehilangan kemampuan berpikir kritis dan takut mengambil keputusan yang sesuai dengan suara hatinya yang paling dalam. Banalitas kejahatan akibat seseorang gagal berdialog dengan dirinya sendiri. Kegagalan ini berimbas kepada sikap menyalahkan orang lain.

Banalitas kejahatan di pengajian sering terjadi pada pengajian yang tidak dibimbing oleh seorang guru mursyid yang sanadnya bersambung sampai ke Rasulullah saw. Pengajian yang demikian hakikatnya pengajian otodidak, meski memiliki satu orang yang dianggap “guru”.

Kata Syaikh Abul Abbas al-Mursi: Syaikh Zarruq berkata: “Setiap orang yang tidak mempunyai guru yang bersanad, yang menyingkapkan qalbunya maka ia seperti anak telantar yang tidak berayah dan bernasab.” Lebih tegas lagi, Syaikh Abu Yazid al-Busthami: “Siapa yang tidak mempunyai guru, setan yang menjadi gurunya.”

“Pohon apabila tumbuh sendiri, tidak ada yang menanmnya, akan mengeluarkan daun tetapi tidak menghasilkan buah. Begitu pula seorang yang ingin menuju Allah, apabila tidak mempunyai guru yang menuntunnya, ia akan menjadi budak hawa nafsunya, dan tak menemukan jalan keluar,” Kata Syaikh Abu Ali al-Daqqaq.

Walhasil orang yang tadinya baik-baik saja berubah menjadi jahat setelah ikut pengajian. Syaikh Ibnu ‘Athaillah menasehati,”Tanamlah dirimu di dalam tanah kerendahan, sebab, sesuatu yang tidak ditanam, niscaya tidak akan berbuah sempurna.” Supaya pengajian sampai ke tujuan, pilihlah yang ada guru mursyid yang sanadnya bersambung sampai ke Rasulullah saw.

Karena itu Syaikh Zarruq, mengingatkan, “Jika kau menanam maka tanamlah di tanah yang baik. Sebab, menanam tumbuhan di tanah yang buruk akan menghasilkan buah yang buruk pula.” Bisa jadi Kejahatan yang dilakukan bukanlah pembawaan pribadi, tetapi akibat salah pengajian.

Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus LD PWNU Jabar