Mengenang Kiai Wadud, Sosok Kiai Pendidik

 
Mengenang Kiai Wadud, Sosok Kiai Pendidik

LADUNI.ID, Jakarta - Hari ini (Senin, 15 Juni 2020) berita duka datang dari Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep. Seorang Kyai yang alim dan istiqamah mendidik santri, guru kami semua, KH. Abdul Wadud Munir, wafat. Semoga semua amal baik beliau dilipatgandakan pahalanya dan semua dosa beliau diampuni. Lahul Fatihah...

Kiyai Wadud adalah cicit KH. Syarqawi, pendiri Annuqayah. Beliau lahir tahun 1942, sebagai putra ketiga dari Nyai Mamduhah putri KH. Ilyas putra KH. Syarqawi. Ayah beliau, Kyai Munir adalah cicit KHR. Ruham, Kembang Kuning, Pamekasan. Kiyai Wadud diambil mantu oleh KH. Ahmad Basyir Abdullah Sajjad, paman sepupu beliau. Sejak saat itu sampai beliau wafat, Kyai Wadud membantu sang mertua mengasuh santri Pondok Pesantren Annuqayah daerah Latee.

Ada banyak kenangan tak terlupakan bagi saya pribadi selama menjadi santri. Beliau memang kyai dengan beragam aktivitas dan multi-talent. Selain mengajar dan mengaji, beliau juga seorang wirausahawan sukses. Beliau memiliki beberapa toko, rental komputer dan foto kopi, juga beberapa usaha lainnya, baik di lingkungan pesantren maupun di luar. Di sini kita bisa mencermati bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan kebutuhan lainnya, Kyai Wadud tidak menggantungkan diri kepada bayaran dari mengajar (yang memang tidak ada) atau pemberian (cabisan) wali santri. Di sini para santri bisa belajar tentang kemandirian dan ketekunan bekerja menjemput rizki. Tapi kadang ada saja yang salah paham tentang entrepreneurship ini. Mengiranya bertentangan dengan nilai Zuhud dan kesederhanaan yang seharusnya dipraktekkan oleh kyai dan santri. Meskipun suara-suara sumbang semacam ini menjadi tidak relevan jika kita memperhatikan dengan saksama kehidupan Kyai Wadud yang penuh kesederhanaan dan sikap wira'i.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN