Buya Syakur: Allah Melihat Hati yang Mudah Merasakan Haru
Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: ‘dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan’. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. (Soe Hok Gie)
LADUNI.ID, Jakarta - Sengaja penulis mengambil quote dari seorang aktivis mahasiswa angkatan 1965. Bukan karena ada tendensi apapun, melainkan sekadar benar-benar teringat dengan quote yang menurut si empunya quote itu adalah hal yang paling berharga dan paling hakiki dalam kehidupan, yaitu dapat mencintai, dapat iba hati, dan dapat merasai kedukaan.
Hal yang penting dan hakiki dalam kehidupan itupun kemudian dapat kita refleksikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi, hanya orang-orang yang berhati sensitif dan baik lah yang dapat merasakan hal penting itu. Sangat jarang orang yang berhati keras kemudian lunak dan bisa merasakan iba hati dan merasakan kedukaan dalam dirinya.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh KH Buya Syakur Yasin, seorang ulama yang dalam pandangan penulis adalah tokoh tasawuf dan bahkan tidak sedikit orang yang menganggap beliau waliyullah. Wallahu a’lam. Buya Syakur mengatakan bahwa kehidupan ini dan segala isinya memang sudah dibuat berbeda-beda oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Jarang (untuk tidak mengatakan tidak ada) yang benar-benar memiliki kesamaan antara satu orang dengan orang lain, kecuali di film-film.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...