Syarifah Ini Nyatakan NU Sejalur dengan Keturunan Nabi SAW

 
Syarifah Ini Nyatakan NU Sejalur dengan Keturunan Nabi SAW

LADUNI.ID, Jakarta - Seorang syarifah bernama Jahra binti Sayyid Abdurrahman Al Habsyi memilih aktif di salah satu badan otonom (banom) Nahdlatul Ulama. Keaktifannya di salah satu banom NU itu dilatarbelakangi oleh alasan yang dilontarkannya bahwa, NU sejalur dengan keturunan Nabi Muhammad SAW.

Perempuan dengan sapaan akrab Syarifah Jahra ini merupakan salah satu dari sekian ‘syarifah’ (sebutan bagi keturunan Nabi Muhammad Rasulullah SAW) yang selain menjadi kepala TK dan PAUD Adzkia, ia juga mengabdikan dirinya di organisasi Islam terbesar ini.

Sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman Banua.co, Kamis (17/12/2020), Syarifah Jahra semenjak mahasiswa sudah aktif di organisasi kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Kini, penyandang dua gelar sarjana ini dipercaya sebagai Bendahara Pengurus Cabang Fatayat Kota Banjarbaru.

Bernama lengkap Syarifah Jahra Al Habsyi bin Sayyid Abdurrahman Al Habsyi, perempuan berwajah cantik ini memiliki darah Arab dan merupakan keturunan Arab dengan marga Al-Habsyi.

“Al Habsyi itu keturunan Yaman, dzuriat dari Imam Abu Bakar Al Habsyi bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadillah bin Hasan At Turabi bin Ali bin Faqih Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khola Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa Ar Rumi bin Muhammad An Naqib bin Ali Al ‘Uraidhi bin Ja’far As Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Husein bin Fatimah Az Zahra. Datuk saya Abu Bakar itulah yang pertama memakai gelar Al Habsyi,” jelas Syarifah Jahra.

Syarifah kelahiran 4 Agustus 1983 ini memilih aktif di Fatayat NU karena dua alasan, yaitu umum dan khusus. Secara umum, Syarifah Jahra memilih NU karena lebih kepada faham ahlusunnah wal jamaah yang menjadi aliran NU. Artinya, lanjutnya, karena faham NU itu adalah Alhusunnah wal jamaah dan faham itu juga yang mengakar dalam keluarga, sehingga menjadikannya klop dan harmonis.

“Kalau secara khusus kenapa saya berNU. Pertama kita mesti tahu dulu bahwa Nahdlatul Ulama itu artinya Kebangkitan Ulama. Kemudian, ulama itu adalah pewaris para Nabi. Nah, kami para Syarifah atau Sayyid punya hubungan pertalian darah dengan Nabi. Sehingga kalau berNU, tentunya menjadi hal yang selaras,” tuturnya.

Ia juga mengaku menceritakan bahwa aktif di NU harus melalui pengkaderan, jadi bukan langsung mendadak NU. Dia menceritakan bahwa karirnya dimulai pada tahun 2004 sampai 2006 ia dipercaya sebagai Bendahara Umum PC PMII Martapura. Kemudian tahun 2011 sampai 2013, Syarifah Jahra masuk di jajaran Pengurus Besar Korps PMII Puteri.

Melalui pengkaderan yang sudah pernah menduduki kepengurusan PMII nasional itulah, Syarifah Jahra kini memilih aktif di Fatayat NU Cabang Kota Banjar baru. “Iya, saya dipercaya sebagai Bendahara Pengurus Cabang Fatayat Kota Banjarbaru, untuk masa khidmat 2020 hingga 2025,” tuturnya.

Syarifah Jahra juga mengakui bahwa secara personal, dirinya merasakan selama ini adalah silaturrahmi yang sangat kental, serta rasa kekeluargaan yang cukup tinggi. Di samping itu juga kesederhanaan yang juga menjadi bagian dalam pergaulan didalam NU, baik untuk PCNU sendiri ataupun banom-banom yang juga bagian dari keluarga besar NU.

“NU adalah organisasi yang boleh dikatakan terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Warga tersebar di 34 provinsi di Indonesia dan juga ada di negara lain. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali warga NU hidup dalam keterbelakangan dan kemiskinan,” jelasnya.

Oleh karena itu, Syarifah Jahra mengatakan bahwa NU harus mampu membangun ekonomi. Baik ekonomi warganya, maupun ekonomi organisasinya. Menurutnya, warga dan organisasi NU harus mandiri secara finansial.

“Karena bila ekonomi kuat, organisasi pun mudah dalam berkegiatan atau menjalankan program-program yang telah terencana, dimana semua program perlu sarana dan prasana penunjang, terutama dana,” terangnya.

Untuk mewujudkan kemandirian tersebut, Ia mengatakan bahwa pengurus NU harus punya terobosan-terobosan baru dalam peningkatan dan membangun kemandirian ekonomi organsisasi. Sudah barang tentu dengan konsolidasi organisasi yang baik, pelaksanaan yang terkoordinir dan sistematis, sehingga mampu membentuk sistem finansial yang kuat, yang tentu akan berbanding lurus dengan kesejahteraan warga NU itu sendiri.

“Saya berharap kedepan NU punya Rumah Sakit NU di berbagai Provinsi, punya lebih banyak kampus-kampus NU, bahkan punya Bank Syariah NU. NU harus maju dalam pendidikan, ekonomi syariah, juga melayani urusan kesehatan warganya,” pungkasnya.(*)

***

Sumber: Shakira banua.co
Editor: Muhammad Mihob